Media Konvensional Bakalan Mati?
DENPASAR. Pesatnya pertumbuhan industri media internet menimbulkan satu pertanyaan besar. Akankah ini menjadi akhir media konvensional?
Pertanyaan inilah yang menjadi isu utama Seminar Sehari New Media: Akhir Media Konvensional yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Indonesia di Hotel Sanur Beach, Bali.
Agung Adiprasetyo, CEO Kelompok Kompas Gramedia berpendapat, saat ini pertumbuhan penggunaan internet dunia memang sangat tinggi. Namun, hal itu tidak dapat digeneralisir di semua negara. Jika dibanding dengan Amerika atau negara maju lain, jelas kondisi di Indonesia akan jauh berbeda.
"Saat ini, media konvensional masih akan tetap menjadi pilihan. Bahkan, media cetak masih akan tetap yang teratas," jelas Agung.
Agung bilang, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, media cetak masih mengempit porsi terbesar dari pendapatan iklan. Kedua, pendapatan iklan di media cetak terus mengalami pertumbuhan. Dan ketiga, tingkat kepercayaan terhadap media cetak masih tinggi, meskipun di antara pengakses internet.
Di Indonesia, lanjut Agung, saat ini kendala perkembangan media internet terletak pada pembangunan infrastruktur. "Infrastruktur kita masih kurang. Kalau mau download sesuatu dari internet, memakan waktu yang lama sekali. Ini yang masih jadi kendala," jelasnya.
CEO Virtual Consulting Nukman Luthfie punya pandangan lain. Dia berpendapat, perkembangan media konvensional ke depannya tidak akan mengalami pertumbuhan yang signifikan. "Saya tidak mengatakan akan mati. Tapi pertumbuhannya sedikit," jelasnya.
Nukman lantas menjelaskan, karena tidak mengalami pertumbuhan itulah pada akhirnya para investor menganggap berinvestasi di media konvensional menjadi tak lagi menarik. "Kalau sudah begini, kita bisa menebak ke depannya seperti apa," imbuh Nukman.
Selain itu, lanjut Nukman , kondisi ini dapat dilihat dari pemasangan iklan di media internet. "Di Amerika, iklan internet dan cetak berada dalam posisi yang sama. Di Inggris lebih-lebih lagi. Porsi iklan internetnya bahkan sudah melampaui cetak," urainya.
Barratut Taqiyyah
(Sumber : www.kontan.co.id)

0 comments:
Post a Comment