Myanmar Diminta Bebaskan 2.000 Tahanan Politik
Selasa, 05 Agustus 2008 15:54 WIB
Myanmar Diminta Bebaskan 2.000 Tahanan Politik
Penulis : Widhoroso
BANGKOK--MI: Amnesti Internasional meminta pemerintah militer Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 orang tahanan politik yang masih mendekam di dalam penjara sejak militer memberangus gerakan pro-demokrasi 20 tahun lalu. Permintaan ini dikeluarkan Amnesti Internasional, Selasa (5/8). Lembaga yang bermarkas di London tersebut juga meminta bantuan PBB memberikan jaminan keamanan bagi para tahanan politik gerakan yang dikenal dengan sebutan '8/8/88' tersebut. "Tidak ada satupun pihak di Myanmar yang berbicara keras soal kenyataan adanya tahanan politik yang telah lama mendekam di penjara," jelas Benjamin Zawacki, peneliti Amnesti Internasional soal Myanmar. 8 Agustus 1988 mahasiswa prodemokrasi menggelar demo di ibukota Myanmar, Yangon. Demo ini langsung memicu demo lainnya di segalar penjuru Myanmar dalam enam pekan berikutnya. Menanggapi demo ini, militer Myanmar menerapkan tangan besi. Dilaporkan 3.000 orang tewas dalam berbagai tindakan pemerintah untuk memberangus gerakan pro-demokrasi. Sedangkan ribuan orang lainnya ditangkap dan harus mendekam di penjara. (AFP/OL-06) (Sumber : klik mediaindonesia.com)
Myanmar Diminta Bebaskan 2.000 Tahanan Politik
Penulis : Widhoroso
BANGKOK--MI: Amnesti Internasional meminta pemerintah militer Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 orang tahanan politik yang masih mendekam di dalam penjara sejak militer memberangus gerakan pro-demokrasi 20 tahun lalu. Permintaan ini dikeluarkan Amnesti Internasional, Selasa (5/8). Lembaga yang bermarkas di London tersebut juga meminta bantuan PBB memberikan jaminan keamanan bagi para tahanan politik gerakan yang dikenal dengan sebutan '8/8/88' tersebut. "Tidak ada satupun pihak di Myanmar yang berbicara keras soal kenyataan adanya tahanan politik yang telah lama mendekam di penjara," jelas Benjamin Zawacki, peneliti Amnesti Internasional soal Myanmar. 8 Agustus 1988 mahasiswa prodemokrasi menggelar demo di ibukota Myanmar, Yangon. Demo ini langsung memicu demo lainnya di segalar penjuru Myanmar dalam enam pekan berikutnya. Menanggapi demo ini, militer Myanmar menerapkan tangan besi. Dilaporkan 3.000 orang tewas dalam berbagai tindakan pemerintah untuk memberangus gerakan pro-demokrasi. Sedangkan ribuan orang lainnya ditangkap dan harus mendekam di penjara. (AFP/OL-06) (Sumber : klik mediaindonesia.com)

0 comments:
Post a Comment