Video Temu Bisnis dan Investasi Kabupaten Bandung Barat (KBB)

Showing posts with label Jawa Barat. Show all posts
Showing posts with label Jawa Barat. Show all posts

25 January, 2009

Penelitian Fiktif Profesor ITB : "Banyak Dosen ITB Tak Paham Administrasi"

VIVANews - Kepala Bagian Informasi, Komunikasi dan Humas Institut Teknologi Bandung atau ITB, Budi Mulyadi mengungkapkan sebagian besar dosen di lembaga akademisi itu kurang memahami masalah administrasi.

"Kebanyakan para akademisi di sini (ITB) lebih memfokuskan diri pada bidang ilmunya. Sedangkan urusan administrasi, biasanya dikerjakan oleh stafnya," ujar Budi kepada VIVAnews, Jumat 23 Januari 2009.
Dia mensinyalir, kasus yang menimpa Made Astawa R juga disebabkan oleh ketidaktelitian dalam menyetujui surat perintah kerja (SPK) proyek penelitian, untuk Informasi Spacial Sumber Daya Alam dalam rangka pembangunan ekonomi lokal. Proyek itu berada di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.

Saat ini, Kejaksaan Agung telah menetapkan Astawa yang juga Guru Besar ITB itu sebagai tersangka dugaan penelitian fiktif.

"Mungkin dia tidak tahu prosesnya. Mungkin bawahannya di sana bilang sudah beres dan tinggal di tandatangan saja," tambah Budi.

Dugaan Budi itu berkaca pada kasus yang menimpa Guru Besar Universitas Padjadjaran, Rusadi Kantaprawira. Profesor Ilmu Politik itu harus terseret kasus korupsi pengadaan tinta.

Budi mengenal Astawa sebagai sosok yang orang yang memiliki sikap tegas dan disiplin. Ia mengaku sudah mengenal Astawa sejak lama. Dia itu orangnya sederhana dan tidak bertele-tele, kalau ada masalah suka langsung to the point," pungkasnya.

Laporan: Sigit Zulmunir | Bandung

(sumber : www.vivanews.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

02 January, 2009

Awali Tahun 2009 Gubernur Rombak Pejabat Eselon II

DIPONEGORO,(GM)-
Memasuki tahun 2009, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan membuat gebrakan. Sebanyak 56 pejabat eselon II dilantik untuk mengisi jabatan pada struktur organisasi perangkat daerah (SOPD) baru. Pelantikan dilaksanakan di Gedung Sate, Jln. Diponegoro Bandung, Rabu (31/12) sore.

Dalam SOPD baru tersebut, tiga nama muncul dari luar lingkungan Pemprov Jabar, yakni Dr. Mohammad Wahyudin Zarkasyi sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Disdik), Dr. Amung Ma'mun, M.Pd. sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, dan dr. Alma Lucyati, M.Kes. sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes).
Alma yang sebelumnya menjabat sebagai Kadinkes Kab. Subang menggantikan Kadinkes sebelumnya, dr. Hanny Ronosulistyo, Sp.O.G. Sedangkan Zarkasyi yang sebelumnya menjabat Pembantu Rektor II Universitas Padjadjaran (Unpad) menggantikan posisi Dadang Dally yang pindah menjadi Kepala Badan Diklat Provinsi Jabar. Sementara Amung Makmun yang sebelumnya menjadi akademisi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengisi jabatan baru di lingkungan Pemprov Jabar.

Gubernur Ahmad Heryawan kepada wartawan menyatakan, Disdik dan Dinkes menjadi prioritas utama dalam pembangunan Jabar. "Disdik dan Dinkes itu memang akan menjadi prioritas utama dalam pembangunan Jabar ke depan, selain dinas lain yang terkait dengan peningkatan daya beli. Karena itu untuk Disdik, kami menarik pejabat dari luar lingkungan pemprov, karena dibutuhkan upaya percepatan perbaikan," kata Heryawan saat ditemui wartawan usai pelantikan.

Terhadap semua pejabat tersebut, lanjutnya, akan ditetapkan reward dan punishment yang tegas. Heryawan meminta kepada semua kepala SOPD untuk memberikan laporannya setiap tiga bulan sekali dan evaluasi akan dilakukan setiap enam bulan. "Bentuk sanksinya tentu akan disesuaikan dengan aturan yang ada. Pastinya akan terkena sanksi administrasi jika dalam enam bulan tidak menunjukkan prestasi," katanya.

Heryawan juga menegaskan, semua pejabat eselon II yang dilantik harus turut merumuskan perencanaan kinerjanya, sehingga tidak hanya jajaran eselon III saja yang menguasai masalah teknis. "Kita berharap mulai tahun 2009, Pemprov Jabar memiliki pejabat birokrasi yang reformis, tidak bersedia menerima atau memberi hadiah dari siapa pun," paparnya. (B.83)** sumber www.klik-galamedia.com






Selanjutnya..... Selanjutnya...

15 December, 2008

Bupati Cirebon, H. Dedi Supardi, M.M. Di Tangannya PAD Meningkat

ADA anggapan lama yang menyatakan, tidak akan ada orang yang dapat
menjabat sebagai Bupati Cirebon dua kali berturut-turut. Namun pada
pilkada 28 Oktober 2008, anggapan itu pupus setelah Drs. H. Dedi
Supardi, M.M. kembali terpilih menjadi Bupati Cirebon periode
2008-2013 berpasangan dengan H. Ason Sukasa, Sm.Hk. (Wakil Ketua DPRD
Kab. Cirebon).

Pria kelahiran Desa Semplo, Kec. Palimanan, 23 Desember 1958 ini
mengawali karier politiknya dengan menjadi Wakil Bupati Cirebon
periode 1998-2003. Saat itu Dedi dalam pemilihan yang digelar oleh
anggota DPRD Kabupaten Cirebon tahun 2000 terpilih menjadi Wakil
Bupati Cirebon mendampingi H. Sutisna, S.H.

Pada 2003, mantan Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Cirebon ini terpilih menjadi bupati berpasangan
dengan Drs. H. Nur Asyik.

Anak pasangan Hj. Naning Kurnia (alm.) dan H. Sukendra (alm.) yang
kini mempunyai empat orang anak hasil perkawinannya dengan Hj. Sri
Heviyana, dua putri dan dua putra itu, seluruh hidupnya dicurahkan
hanya untuk rakyat.

Di tangan Dedi, pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Cirebon
mengalami peningkatan yang cukup tajam. Program utama yang digalakkan
adalah terutama pada program peningkatan indeks pembangunan manusia
(IPM) melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan peningkatan daya beli
masyarakat.

Melalui ketiga sektor tadi, arah kebijakan pembangunan menjadi jelas
dan terarah, dibuktikan pada 2003, PAD Kabupaten Cirebon semula Rp
45,1 miliar, naik 23,25 persen menjadi Rp 100,6 miliar pada 2007.

Pola pembangunan yang terencana dan strategis, membuat IPM Kabupaten
Cirebon dalam bidang pendidikan pada 2003 semula 72,74 poin naik
menjadi 75,14 poin pada 2007. Begitupun pada bidang kesehatan dari
64,17 tahun 2003 menjadi 66,07 poin pada 2007. Daya beli masyarakat
dari 52,09 poin di 2003 menjadi 66,07 pada 2007.

Program angka melek huruf (AMH) pun naik, semula pada 2007 hanya 88,64
naik menjadi 98,90 pada 2008. Sektor kesehatan pun tak kalah
pentingnya, pelayanan kesehatan untuk masyarakat, terutama
diprioritaskan untuk masyarakat miskin, terus digenjot. Hasilnya angka
harapan hidup (AHH) semula 63,50 di awal 2003 menjadi 64,64 pada 2008.

Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kab. Cirebon pun di tangan kepemimpinan
Dedi Supardi naik cukup signifikan, dari 4,04 di 2003, menjadi 5,25
pada 2007. (toto sugiharto)** (Sumber : www.klik-galamedia.com)

Selanjutnya..... Selanjutnya...

detiknews

Viva News - BISNIS

Kirim SMS Gratis


Gabung Dengan Komunitas BB Online

Pimpinan Umum :
Drs. Ade Ratmadja
Email : (aderatmadja@bandungbaratonline.com)
Pimpinan Redaksi :
Agus Candra Suratmaja, S.P
Email : (aguscandra@bandungbaratonline.com)

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP