Video Temu Bisnis dan Investasi Kabupaten Bandung Barat (KBB)

Showing posts with label UMKM. Show all posts
Showing posts with label UMKM. Show all posts

11 October, 2009

Grameen Foundation menciptakan Sofwere Open Source untuk kegiatan UMKM

Sudah jamak kita ketahui bersama, kendala UMKM disamping masalah permodalan mereka pun terkendala dengan masalah pembukuaan yang rapi, salah satu kendala ini adalah belum banyaknya UMKM yang memanfaatkan teknologi informasi bagi kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Grameen Foundation memiliki program yang salah satunya adalah membuat sofwere open source bagi kegiatan UMKM sehingga mereka bisa menggunakannya dengan gratis. (BB Online)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

Grameen Foundation : Kredit Mikro, Teknologi, dan Solusi Inovatif

Begitulah 3 slogan Grameen Foundation dalam websitenya di www.grameenfoundation.org kita bisa menemukan kisah-kisah inspiratif orang-orang yang bengkit dari kemiskinan, misalnya kisah seorang perempuan bernama Odette yang berasal dari Haiti yang berhasil bangkit berkat bantuan Grameen Foundation dengan bantuan kredit mikro tanpa anggunan untuk berjualan kasur. Sehingga dari bantuan ini dia berhasil mengembangkan bisnis sendiri dan bisa menyekolahkan kedua anaknya. Slogan teknologi bagi Grameen Foundation memang bukan isapan jempol belaka, Prof M. Junus sebagai pendiri Grameen Bank dan Grameen Foundation telah mencangkokan gagasan teknologi seluler bagi para perempuan miskin untuk bangkit dari kemiskinan. Sungguh unik cara Prof. M. Junus membangkitkan mereka dari kemiskinan, caranya setiap wanita miskin diberikan modal HP/seluler sehingga mereka bisa menyewakannya kepada orang lain di Desa, atau gagasan Grameen Foundation lainnya adalah lampu tenaga surya mandiri, sehingga orang-orang miskin di pedalaman Banglades bisa mendapatkan penerangan dengan harga yang terjangkau. Sudah saatnya kita memadukan penyaluran kredit mikro kepada masyarakat dengan inovasi teknologi dan solusi inovatif (BB Online)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

Bank Grameen

Bank Grameen adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan collateral. Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. Pola Grameen bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara didunia (kebanyakan dinegara Asia dan Afrika). Jika diterapkan dengan konsisten, pola Grameen Bank ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat miskin melalui perempuan.

Bank ini terpilih sebagai penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (bersama dengan Muhammad Yunus) pada tahun 2006.Muhammad Yunus, pendiri bank ini, mendapatkan gelar doktor dalam ekonomi dari Universitas Vanderbilt. Dia terinspirasi pada bencana kelaparan Bangladesh pada 1974 untuk membuat pinjaman kecil kepada sebuah kelompok keluarga agar mereka dapat membuat barang kecil untuk dijual. Yunus percaya dengan memberikan pinjaman kecil tersebut kepada masyarakat luas dapat menghilangkan kemiskinan yang parah di pedesaan di Bangladesh.
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Grameen)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

23 September, 2009

Intensifkan Penyaluran KUR Melalui Koperasi

Kementerian Negara Koperasi dan UKM segera mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui koperasi termasuk koperasi simpan pinjam agar penyebaran kredit tanpa agunan itu lebih merata secara geografis. Strategi penyaluran KUR-mikro melalui "linkage program" misalnya dengan koperasi perlu lebih diintensifkan, kata Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha, Choirul Djamhari.

"Linkage program" sebagai upaya pemerataan KUR menurut dia, juga tidak melulu melibatkan koperasi yang memiliki unit simpan pinjam tetapi juga lembaga keuangan mikro, baitul mal wa tamil (BMT), dan Bank Perkreditan Rakyat.

Choirul berpendapat hal itu perlu dilakukan agar penyaluran KUR dapat fokus terutama untuk melayani sektor pertanian dan kelautan (nelayan). "Namun untuk mengembangkan linkage program ini ada beberapa upaya yang harus disempurnakan," katanya.
Menurut dia, penyempurnaan harus dilakukan dalam kaitannya dengan plafon kredit dan bunga atau margin pembiayaan yang lebih menarik bagi lembaga keuangan mikro sebagai kepanjangan tangan dari perbankan penyalur KUR,

Pihaknya bersama instansi penyelenggara KUR yang lain menyatakan akan melakukan berbagai program pembinaan dan pendampingan kepada calon debitur. Koordinasi lintas sektoral juga akan dilakukan untuk menjaring permasalahan yang dihadapi terkait pelaksanaan KUR di lapangan. "Karena sampai saat ini masih banyak keluhan yang disampaikan bahwa pelayanan KUR oleh cabang bank pelaksana di lapangan belum transparan termasuk dalam menyampaikan keberadaan program KUR" katanya.

Pada rapat evaluasi KUR belum lama ini, pemerintah telah mengagendakan empat langkah yaitu akan meningkatkan penyertaan modal negara kepada perusahaan penjaminan sebesar Rp2 triliun sehingga plafon KUR 2009 akan bertambah menjadi Rp20 triliun. Dengan demikian bila diasumsikan setiap debitur rata-rata menerima kredit Rp7,5 juta maka diperkirakan pada 2009 akan ada penambahan penerima KUR sebanyak 2,6 juta unik.

Agenda kedua pemerintah adalah meminta komite kebijakan agar segera menyelesaikan standar operasional prosedur yang dapat dijadikan pedoman teknis oleh bank pelaksana dan perusahaan penjaminan. Ketentuan yang diatur di dalamnya terutama terkait aspek status debitur baru dan "linkage program" untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kepada kredit mikro.

Pemerintah juga mengagendakan untuk menyosialisasikan KUR ke seluruh pelosok tanah air dengan melibatkan seluruh instansi penyelenggara, Bank Indonesia, bank pelaksana, perusahaan penjaminan, pemerintah daerah, dan KUKM. Agenda berikutnya adalah meminta bank pelaksana untuk memperbaiki petugas lapangan yang melayani KUR.

Realisasi KUR per tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rpi 2,456 miliar untuk 1.656.544 debitur dengan rata-rata kredit Rp7,52 juta per debitur. Jumlah itu belum sepenuhnya terserap keseluruhan dari total dena yang dianggarkan pemerintah Rp14,5 miliar pada 2008.

Namun, bila dibandingkan realisasi KUR 30 November 2008 yang sebesar Rp12,0l2 miliar untuk 1.566.859 debitur dengan rata-rata kredit Rp7,67 juta meningkat 3,69 persen. KUR disalurkan oleh enam bank pelaksana yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri.

Sumber : Bisnis Indonesia



Selanjutnya..... Selanjutnya...

29 August, 2009

90% Kredit Produktif Disalurkan ke UMKM

Sabtu, 29 Agustus 2009 , 03:51:00 BANDUNG, (PRLM).- Penyaluran kredit mikro Bank Jabar Banten (BJB) hingga Juli 2009 mencapai Rp 644,070 miliar atau tumbuh sebesar 113,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama BJB Agus Ruswendi mengatakan, kredit produktif termasuk kredit Mikro Utama yang disalurkan hampir 90 persen disalurkan pada pelaku UMKM.

”BJB terus fokus mengembangkan UMKM dengan meningkatkan komposisi kredit bagi pelaku UMKM. Saat ini, total kredit UMKM baik itu untuk keperluan produktif maupun konsumtif saat ini mencapai Rp 17,56 triliun atau tumbuh 26,1 persen, dibanding tahun lalu. Diharapkan hingga akhir tahun ini komposisi kredit produktifnya bisa berada di kisaran 30 persen dari total kredit,” katanya.Dikatakan juga, pertumbuhan kredit secara keseluruhan hingga Juli 2009 hingga mencapai Rp 18,98 triliun atau tumbuh 26,1 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut dia, pencapaian tersebut berhasil melampaui target kredit perbangkan secara umum dan target kredit BJB tahun ini sebesar 20 persen.

Selain itu menurut Agus, kredit produktif yang disalurkan BJB selama tahun 2009 yang didominasi kredit UMKM berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 141.880 orang. Itu menunjukkan kredit produktif yang disalurkan bisa memberikan dampak pada perekonomian masyarakat dan diharapkan ekonomi masyarakat akan meningkat lagi kedepannya. (A-190/A-147)*** sumber www.pikiran-rakyat.com


Selanjutnya..... Selanjutnya...

27 August, 2009

Fajar Mulya Lestari (FML) mitra pelaku UMKM


Fajar Mulya Lestari sebuah lembaga pendampingan usaha kcil dan menengah di Kabupaten Bandung Barat , lembaga ini telah terakeditasi ole P3UKM kantor sekretariat pusat BI Bandung, sejak diresmikannya pada tgl 13 juli 2009 oleh Bupati / Wakil Bupati Bandung Barat terus proaktif melakukan sosialisasi dan sampai saat ini sudah terkumpul 3000 para pelaku usaha mikro yang memenuhi persyaratan untuk bisa mendapatakan kredit usaha mikro dari perbankan melalui program kredit usaha mikro Program KUR (kredit usaha rakyat) untuk diproses , lembaga pendampingan ini akan selalu menjadi mitra bagi para pelaku UMKM serta perbankan dalam menekan kredit macet, serta terus membina para pelaku UMKM untuk terus eksis, berkembang dan maju serta bangkabel. (BB Online)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

17 July, 2009

Peserta sosialisasi pendampingan UMKM KBB


Tidak saja para kepala Desa di wilayah KBB yang mengikuti sosialisasi percepatan pembangunan sektor UMKM di KBB yang di laksanakan oleh Fajar Mulya Lestari Lembaga Pendampingan (PUKM, tetapi hadir pula perwakilan UMKM dan Undangan lainnya, sedangkan para kepala Desa di wilayah Kecamatan Padalarang didampingi Camatnya. Wakil Bupati Bandung Barat Ernawan Nata Saputra menekankan terhadap Dinas Perindag agar database UMKM di KBB dimutahirkan sedangkan Ade Ratmadja dari Litbang Ekonomi FML PUKM mengajak mulai hari ini kita bersama-sama pro aktif berbuat memajukan UMKM di KBB " dengan kemitraan ini prinsipnya "Kapan lagi kalo tidak dilakukan saat ini, dan oleh siapa lagi kalo bukan oleh kita sendiri mulai saat ini pula" (BB Online).


Selanjutnya..... Selanjutnya...

16 July, 2009

Pelaku Usaha Mikro


Inilah salah satu pelaku usaha mikro pedagang sate yang mangkal di depan kantor dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bandung Barat , setiap hari mengkal untuk berjualan sate dengan gerobak kakilimanya dengan bertudungkan atap plastik, yang selalu rame melayani pelanggan, tidak saja penduduk di sekitar kantor dan yang kebetulan lewat, tapi juga banyak karyawan dari kantor disbudpar KBB dan dinas cipta karya dan tata ruang KBB yang makan di kaki lima ini, pelaku usaha mikro seperti ini yang tidak memiliki surat izin tempat usaha atau SIUP untuk terus dibina dan dikembangkan supaya pelan-pelan mereka dapat memiliki TDP/SIUP dan bantuan permodalan, model contoh seperti ini pelaku usaha mikro di KBB bisa mencapai ratusan ribu orang.


Selanjutnya..... Selanjutnya...

Sosialisasi program pendampingan di KBB meriah


Acara sosialisasi program pendampingan di KBB sangat meriah, dimana diskusi dengan PUKM,Perbankan,dan para Kepala Desa diwilayah KBB dilakukan setelah acara ditutup Doa .


Selanjutnya..... Selanjutnya...

15 July, 2009

Suasana pada peluncuran kemitraan PUKM di KBB

Suasana sosialisasi percepatan pembangunan sektor UMKM di Kabupaten Bandung Barat melalui gerakan kemitraan PUKM dengan lembaga terkait yang digelar FML PUKM KBB




Selanjutnya..... Selanjutnya...

14 July, 2009

Kemitraan Lembaga Pendampingan Usaha Kecil Dan Menengah (PUKM)

Kemiitraan Lembaga Pendampingan Usaha Kecil dan Menengah (PUKM) di KBB di gelar senin 13 juli 2009 di wisma ciremai Padalarang oleh Fajar Mulya Lestari Lembaga PUKM di KBB, acara tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Bandung Barat Ernawan Natasaputra, dan dihadiri Kepala Dinas Perindag KBB , Pihak Perbankan / Bank Jabar camat Padalarang serta sejumlah para kepala Desa di wilayah Kabupaten Bandung Barat.Acara tersebut digelar sekaligus sosialisasi program pemdampingan (PUKM) dengan lembaga terkait dalam upaya percepatan pembangunan serta pemberdayaan sektor UMKM Di Kabupaten Bandung Barat. Wakil Bupati mengajak semua pihak untuk pro aktif terutama para kepala Desa yang merupakan ujung tombak pemerintahn dimana keberadaan UMKM ada di Desa-desa. Seusai acara dilanjutkan dengan forum dialog dengan Fajar mulya lestari selaku lembaga pendadampingan dan Bank Jabar. Ade Ratmadja salah satu panitia penyelengara serta dari PUKM akan pro aktif dan terus melakukan upaya bermitra dengan dinas terkait serta para Kepala Desa di wilayah Kabupaten Bandung Barat untuk duduk bersama untuk memetakan potensi UMKM serta mensosialisasikan fungsi dan peran PUKM terhadap peran UMKM, sedangkan mekanisme skim kredit diterangkan pihak Bank Jabar.



Selanjutnya..... Selanjutnya...

Waditra Craft Raih Sejumlah Penghargaan

KESIBUKAN memang sudah menjadi santapan sehari-hari di unit usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi kerajinan tangan ini. Seperti pada suata hari ketika dua orang karyawan tampak serius mengecat sebuah miniatur gong (alat musik tradisional, red) yang terbuat dari resin.

Di sudut lainnya, dua orang karyawan tengah berusaha mengeringkan hasil pengecatan dan merapikan hasil pengerjaan lainnya untuk pesanan ke beberapa kota besar. Para karyawan "Waditra Craft-Miniatur Gamelan Jawa Barat" di Jln. Sekeloa Selatan II No. 5 Kec. Coblong, Kota Bandung, memang selalu terlihat sibuk karena pesanan dari konsumennya cukup banyak.
Waditra Craft sendiri merupakan salah satu UKM yang memproduksi handicraft (kerajinan tangan, red) alat musik tradisional berupa miniatur gamelan, seperti saron, gambang, dan bonang. Termasuk juga alat seni rebab, kendang, dan gong.

Alat musik gamelan biasanya dipergunakan pada saat upacara adat sunda. Waditra Craft membuat miniaturnya untuk mengangkat nilai-nilai dan seni tradisional Sunda dan Jawa Barat. Tidak hanya melestarikan budaya, produk Waditra Craft memang terlihat menarik dan unik.

Keunikan yang dimiliki mengantarkan Waditra Craft meraih berbagai penghargaan, seperti penghargaan produk monumental dari Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2006. Bahkan Waditra Craft yang dirintis Ny. Tine Mulyatini ini pernah juga menjadi duta seni Dinas Pariwisata Jawa Barat pada acara "Tong-tong Fair" di Den Haag, Belanda pada 2006.

Sebelumnya, pada Oktober 2005, Waditra Craft meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) atas prestasinya membuat gamelan terkecil. Penghargaan tersebut diraih setelah Waditra Craft membuat sebuah gamelan dengan ukuran sebesar korek api. Bahkan alat musik yang ada di dalamnya pun hanya berukuran sekitar 1 cm.

Tidak hanya itu, Waditra Craft pun sempat dipercaya Dinas KUKM Jawa Barat untuk mengikuti pameran di Nanning City, Cina pada tahun 2007. Kini produk Waditra Craft sudah dikenal para turis asing.

Mulai tahun 2005

Waditra Craft mulai dirintis pada tahun 2005 oleh Ny. Tine Mulyatini. Pada awalnya, produk Waditra Craft dipasarkan kepada tetangga terdekat. "Responsnya sangat bagus sehingga kami mulai mengemasnya dengan apik," kata Ny. Tine.

Jenis produk yang dipasarkan pun berkembang, tidak terfokus pada gamelan. Seni tradisional Sunda lainnya pun diproduksi Waditra Craft, seperti wayang golek, topeng wayang, gantungan kunci wayang, patung serta aksesori lainnya.

Pemasaran terus ditingkatkan melalui even-even pameran, seperti pameran UKM di Sasana Budaya Ganesha ITB dan Festival JTX di Braga City Walk. Respons masyarakat pada produk Waditra Craft makin tinggi. Bahkan pemerintah daerah pun mulai melirik produknya.

Seiring dengan itu, permintaan dan pesanan terhadap miniatur gamelan terus meningkat dan merambah ke berbagai instansi pemerintah. Tidak hanya itu, permintaan pun banyak dilakukan perusahaan-perusahaan swasta yang ada di Kota Bandung, mulai dari hotel-hotel, perbankan, dan lainnya.

Produk Waditra Craft mayoritas dipesan untuk suvenir perusahaan. Bahkan sejak awal 2008, pemasarannya semakin berkembang. Pesanan dari luar Kota Bandung mulai berdatangan, seperti dari Jakarta, Bekasi, Bali, dan Surabaya.

"Mereka memesan untuk disalurkan kembali pada pihak lain. Kini Waditra Craft tengah berupaya mengembangkan pemasaran produknya pada daerah lain," jelas Ny. Tine. (agus hermawan/"GM")** (Sumber : www.klik-galamedia.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

07 June, 2009

Dr. Iman Sugema: Kebijakan Ekonomi Adalah Keputusan Politik

Direktur Inter-CAFE (International Center for Applied Finance and Economics) IPB, Dr.Iman Sugema menegaskan, kebijakan ekonomi adalah keputusan politik. Oleh karena itu, tahun 2009 ini merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menentukan arah kebijakan ekonomi.

Penegasan ini disampaikan Dr. Iman saat menjadi narasumber Dialog Sore RRI bertajuk “Krisis Pedesaan sebagai Dampak Krisis Finansial Global”, di RRI Bogor Jln. Pangrango, Selasa (26/5). Turut menjadi narasumber, Dr.Ir. Nunung Nuryantono, peneliti dari Inter-CAFE. Dr. Iman mengatakan, ke depan ekonomi kerakyatan seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus diberi stimulus, agar tumbuh lebih cepat lagi. “Keberpihakan kepada pelaku domestik sangat penting. Jangan sampai pedagang kaki lima (PKL) dikejar-kejar petugas trantib. Pedagang tradisional harus bersaing dengan Hypermart. Indonesia sudah kebablasan, pelaku dianggap sama. Ini karena pemerintah tidak tahu konsep ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Lebih lanjut Dr. Iman menuturkan, secara nature Indonesia mestinya kaya. Memiliki lahan yang subur, luas dan hanya 2 musim. Namun bagi petani padi kecil dan berlahan sempit, tidak mungkin akan bicara ‘saya akan kembangkan varietas padi unggul’.

Sementara itu, Dr. Nunung menegaskan, ekonomi kerakyatan jangan hanya menjadi jargon semata. Tapi harus direalisasikan.

Keduanya sepakat, yang harus dilakukan pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan relatif sederhana, yakni: komitmen yang sama dari presiden hingga lurah, budget atau anggaran untuk memajukan UMKM, dan infrastruktur di daerah pedesaan ditingkatkan dan dipelihara dengan baik. (nm) (Sumber : www.klik-galamedia.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

11 May, 2009

Kubepenca, Geliat Usaha Penyandang Cacat

Liputan6.com, Bekasi: Terlahir dengan cacat fisik adalah ketentuan yang digariskan Tuhan. Tapi, bukan berarti membatasi diri buat berkreativitas dan bergantung pada orang lain. Semangat itulah yang ditunjukkan Paini, penyandang cacat asal Wonogiri, Jawa Tengah. Cacat pada jari kaki dan tangan tak menghalangi Paini melakoni usaha makanan ringan.

Usaha Paini dinamakan Kelompok Usaha Bersama Penyandang Cacat (Kubepenca) yang dibangun sejak lima tahun silam. Kubepenca berlokasi di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Paini memiliki tiga pegawai yang juga penyandang cacat. "Saya berkeinginan supaya saudara-saudara saya yang senasib tak bergantung kepada orang lain," tutur Paini.
Bermodalkan Rp 5 juta, ibu rumah tangga berusia 38 tahun ini memulainya dengan membuat kue tradisional. Salah satunya, kue onde-onde ketawa yang juga produk unggulan. Ada juga kue telur gabus keju dan stik bawang. Bahan-bahan yang digunakan sederhana, yakni tepung terigu, mentega, telur ayam, minyak goreng, dan beberapa tambahan lain.

Kue buatan Paini dipasarkan dengan harga relatif murah. Hanya berkisar Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per bungkus. Seluruh produk telah mengantongi izin dari Dinas Kesehatan setempat. Harga terjangkau dan mutu terjamin membuat pelanggan Paini semakin luas. Garliawati, salah satu pelanggan, mengatakan kualitas rasa kue buatan Paini tak perlu diragukan. Meski bentuknya terbilang tak menarik.

Selain Paini, penyandang cacat lain yang berwiraswasta adalah Sidik. Pria kelahiran Bogor, 44 tahun silam ini, membuka usaha pembuatan kerupuk singkong sejak 1999. "Ada instansi membuat program penyelenggara pekerja terampil. Orang yang kena PHK (pemutusan hubungan kerja) dikasih pelatihan berbagai usaha. Terus saya buka usaha ini, saya praktekan," tutur Sidik.

Kerupuk buatan Sidik diberi label Ikan Gurame. Singkatan dari gurih, renyah, asin, manis, dan pedas. Proses pembuatannya relatif mudah. Singkong dikupas bersih lalu diparut dan dikeringkan. Selanjutnya, singkong dibumbui dan dijemur hingga menjadi kerupuk siap goreng. Sidik memasarkan produknya ke warung dan gedung perkantoran.

Kegigihan Paini dan Sidik berbuah manis. Mereka mampu menghidupi diri dan keluarga tanpa menunggu uluran tangan orang lain. Keduanya diharapkan menjadi teladan bagi penyandang cacat lain. Tak perlu merasa rendah diri. Sebab, Tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali jika kaum tersebut mengubah dirinya.(IKA/Tim Usaha Anda)

Kubepenca (Paini)
Kampung Bojong Menteng No. 5 RT.01/03
Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu
Kota Bekasi, Jawa Barat
Telepon seluler: 0813 8305 9609

UD. Maju Jaya (Sidik)
Jalan Cempaka Putih Raya No.1 RT/01/06
Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat
Telepon seluler: 081510458724

(sumber : www.liputan6.co,/usahaanda)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

24 February, 2009

Sambung Rasa RRI Mempertemukan Prof. Hermanto Siregar dengan Pelaku UKM

”Bagaimana Usaha Mikro Menyikapi Krisis Finansial yang Mengglobal?” menjadi bahasan menarik acara Sambung Rasa RRI yang disiarkan on air secara nasional melalui PRO 3 FM Jakarta. Siaran radio yang dimulai tepat pukul 05.00 WIB ini, menghadirkan narasumber Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Pengembangan IPB, Prof.Dr.Ir. Hermanto Siregar, M.Ec., yang dipandu oleh presenter RRI, Muchlis Abdilla.



Turut hadir dalam kesempatan ini Lurah Kebon Pedes Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Maman Kadarisman, sejumlah pelaku UKM Kebon Pedes, Kabid Humas Sekretaris Eksekutif IPB Ir. Henny Windarti, M.Si., dan para teknisi RRI Bogor. Mereka berkumpul di Aula RRI Bogor Jln. Pangrango No. 34 yang terhubung ke seluruh RRI se Indonesia. Prof. Hermanto yang juga pakar ekonomi ini dalam prolognya memaparkan peristiwa krisis moneter tahun 1997 yang pernah dialami bangsa ini, sesungguhnya telah banyak memberikan pelajaran bagi para pelaku usaha. Pada saat itu, lanjutnya, usaha yang dapat bertahan dari krisis tersebut adalah UKM dan bidang pertanian.



”Saat krisis melanda, tenaga kerja di bidang pertanian yang awalnya 12 persen justru meningkat menjadi 15 persen. Begitu pula untuk UKM, saat itu banyak yang banting setir menjadi usaha-usaha kecil,” kata Prof. Hermanto, seraya mengatakan bahwa salah satu kiat yang diperlukan untuk dapat bertahan dari krisis ini adalah pemerintah membantu dalam permodalan.



Permodalan ini pula yang ternyata dialami oleh para pelaku UKM Kebon Pedes yang pagi itu hadir. Maman Suratman misalnya, pensiunan Good Year yang kini bergerak di bidang makanan ini berharap mendapatkan pinjaman lunak untuk modal usaha.



”Mulai buka usaha tahun 2003, dengan satu orang karyawan dan modal awal Rp 5 juta. Tahun 2009 ini, Alhamdulillah sudah ada peningkatan karyawan dan penjualan. Karyawan sudah berjumlah 26 orang, 15 orang diantaranya saya rekrut dari pemuda Karang Taruna dan pinjaman dari Bank pun sudah mencapai Rp 100 juta. Untuk penjualan, selain ke kota-kota besar di Indonesia, juga sudah ekspor ke Jepang. Namun hingga kini, belum ada bantuan dari pemerintah. Padahal kita membina pekerja yang tidak sedikit,” tutur Maman yang juga Ketua DKM Masjid An-Nuur Kebon Pedes.



Senada dengan Maman, Asep Makbul pelaku UKM yang memproduksi sandal untuk hotel ini mengaku terbentur dengan modal. Setiap kali ia mengajukan kredit ke Bank, selalu berujung penolakan, karena tidak bisa memenuhi agunan yang dipersyaratkan. ”Saya sering pusing dengan banyaknya orderan. Akhirnya saya bilang saja, pesanan lagi penuh,” ujar Asep yang merupakan korban PHK pada krisis moneter 97.



Lain lagi dengan Langgeng Wibowo, pengrajin kaos ini tetap optimis dan gigih dalam bekerja walau mengaku harus selalu menekan cost operasional. Pasalnya, dalam usahanya ini Langgeng hanya mengandalkan modal yang dimilikinya dengan nilai yang tidak begitu besar. Kepada Prof. Hermanto, pensiunan Perhubungan Laut ini mengharapkan IPB memberikan pelatihan bagaimana cara memenej keuangan dan mengelola usaha secara profesional.



Selain mereka yang hadir di studio, para pendengar setia RRI juga turut berpartisipasi. Nana di Cirebon misalnya, ia mengeluhkan kendala yang dihadapinya, yaitu modal banyak di luar atau di pelanggan, sehingga usahanya tersendat



Pahlawan ekonomi

Mendengar penuturan dari para pelaku UKM ini, serta merta Prof. Hermanto menyebut mereka sebagai Pahlawan Ekonomi yang sesungguhnya. Di tengah krisis finansial seperti saat ini mereka tetap gigih berusaha, bahkan mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar.



Sementara, terkait modal, Prof. Hermanto menjelaskan skim pemerintah adalah berupa KUR atau Kredit Usaha Rakyat yang disalurkan melalui perbankan. KUR menjadi sangat ringan bagi pelaku UKM, karena bunganya disubsidi, sehingga lebih murah dibanding kredit komersial.



Lurah Kebon Pedes, Maman Kadarisman, menyampaikan hal yang sama, bahwa pemerintah telah mengeluarkan bantuan modal kepada para pelaku UKM melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP).



Sampai pada kesimpulan, Prof. Hermanto menyebut 3 hal yang harus senantiasa dijadikan pedoman oleh para pelaku UKM ini, yakni gigih dalam bekerja, melakukan pantauan terhadap pengembangan pasar, dan membentuk networking dengan cara memanfaatkan lembaga terdekat seperti perguruan tinggi dan pemerintah daerah.



Pada bagian lain, Prof. Hermanto mengatakan IPB terbuka untuk para UKM melakukan konsultasi. ”Jika berkeinginan membuat pelatihan atau sebagainya, bisa menghubungi LPPM IPB,” pungkasnya. (nm) (sumber : www.ipb.ac.id)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

19 February, 2009

Revitalisasi Lima Sentra Industri Kembangkan Perekonomian Kota

KAWALUYAAN,(GM)-
Revitalisasi lima sentra industri tetap menjadi prioritas program kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan (KUKM dan Perindag) Kota Bandung. Pasalnya, kelima sentra industri itu sangat berperan dalam pengembangan perekonomian kota.

"Kelima sentra industri itu yakni industri sepatu dan kulit di Cibaduyut, tekstil di Cigondewah, jins di Cihampelas, kaus di Suci, dan industri rajut Binongjati. Bahkan, selain kelima sentra industri itu, sentra industri bertambah lagi dengan dikembangkannya industri tahu dan tempe di Cibuntu," kata Plt. Kepala Dinas KUKM dan Indag Kota Bandung, Drs. Meivy Adha Krisnan, M.Si. di ruang kerjanya, Jln. Kawaluyaan Bandung, Selasa (17/2).
Menurut Meivy, untuk memuluskan revitalisasi sentra industri, program-program yang selama ini sedang dijalankan akan terus dilanjutkan. Salah satu langkah yang dilakukan, yaitu melakukan koordinasi dengan dinas-dinas yang terkait dengan pengembangan industri.

"Keenam sentra industri itu merupakan potensi yang dimiliki oleh Kota Bandung. Pada tempatnya jika pembinaan dan pengembangan terhadap sentra industri itu terus dilakukan," katanya.

Menyinggung keberadaan usaha kecil dan menengah (UKM), Meivy mengatakan, saat ini di Kota Bandung terdapat 40.000 UKMdalam berbagai bidang usaha.

Selanjutnya ia mengatakan, permasalahan yang dihadapi UKM saat ini dalam bidang permodalan, manajemen, pemasaran, dan pengemasan. Selain itu, UKM berhadapan dengan masalah teknik desain produk dan mempertinggi daya saing.

"Untuk menghadapi kondisi itu, kami berupaya untuk menjadi fasilitator untuk pengembangan UKM. Sehingga, permasalahan yang dihadapi UKM bisa segera terpecahkan," katanya.

Disebutkannya, salah satu langkah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi UKM yaitu menjalin kerja sama intensif dengan perguruan tinggi (PT). (B.80)** (Sumber : www.klik-galamedia.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

PMPLKP Cetak Pengusaha Pedesaan

SOEKARNO-HATTA,(GM)-
Pemprov Jabar akan meluncurkan program Pemuda Mandiri Pencipta Lapangan Kerja Pedesaan (PMPLKP). Sasaran dari program ini adalah kaum muda, termasuk perempuan di pedesaan karena 47% kaum muda tinggal di pedesaan.

"Jabar diharapkan jadi contoh penyerapan tenaga kerja pedesaan di Indonesia. Dalam jangka panjang, program PMPLKP akan mengurangi laju urbanisasi," ujar Wagub Jabar, Dede Yusuf saat menerima Kepala Disnakertrans Jabar, Mustopa Djamaludin dalam kaitan penyelenggaraan Pencanangan PMPLKP dan Job Fair Jabar di Pusdai pada 25-26 Februari 2009 mendatang.
Menurut Dede, tujuan program ini adalah menciptakan kader-kader wirausaha (pengusaha) baru yang mandiri, produktif, dan beretos kerja tinggi bagi angkatan muda di pedesaan. Sasaran program difokuskan ke ekonomi pedesaan dan sektor informal karena 31,24% keluarga miskin berada di pedesaan.

"Tingkat pendidikan pedesaan juga rendah dan umumnya di daerah terpencil dan tidak memiliki mata pencaharian tetap. Ide dasar penciptaan lapangan kerja di pedesaan adalah pola Desa Membangun Kota yang sering saya lontarkan. Pola pembangunan ke depan harus dibalik. Bukan lagi kota membangun desa, tapi desa membangun kota," jelas Dede Yusuf.

Kepala Disnakertrans Jabar, Mustopa Djamaludin mengemukakan, program ini akan didanai APBN, APBD Provinsi Jabar, dan dana lain dari CSR (corporate social responsibility) perusahaan. "Pencanangan akan dilakukan pada 25 Februari 2009 di Gedung Pusdai Jabar. Pencanangannya akan dilakukan oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan beserta Wagub Jabar, Dede Yusuf dan dihadiri Menakertrans RI, Erman Suparno," katanya.

Kelompok PMPLKP tahun 2009 yang dilibatkan sebanyak 128 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 10 orang anggota. Jadi dari 1.280 orang ini, nantinya dapat mengembangkan dan menciptakan usaha baru yang mampu menyerap sebanyak 15.000 orang di pedesaan. "PMPLKP ini sebagai salah satu upaya penyediaan 1 juta lapangan kerja di Jabar tahun 2009-2011," kata Mustopa.

40.000 kesempatan kerja

Sementara itu, pada penyelenggaraan bursa kerja (job fair) Disnakertrans Jabar sebagai rangkaian kegiatan pencanangan PMPLKP akan diikuti sekitar 50 perusahaan dan diperkirakan terdapat 40.000 kesempatan kerja. Perusahaan terebut bergerak, antara lain di sektor industri tekstil dan produk tekstil, jasa dan perdagangan, media massa, perhotelan dan pariwisata, dll.

"Diharapkan dari sekitar 40.000 kesempatan kerja yang ada ini, setidaknya sekitar 50% lebih mampu terserap tenaga kerja dari Jabar," ujar Mustopa. (B.43)** (Sumber : www.klik-galamedia.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

25 January, 2009

Indobuana Autoraya Penetrasi Pasar ke Sektor UKM

Ade Hapsari Lestarini - Okezone
JAKARTA - PT Indobuana Autoraya (PT IBAR), anak perusahaan dari Indomobil Group berencana untuk meningkatkan penetrasi pasar truk ringan Foton ke segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi di tengah krisis keuangan global yang tak menentu, di mana sektor UKM malah bertahan dan berkembang pesat.

"Indobuana Autoraya tetap memanfaatkan jaringan Indomobil Group. Dari 18 jaringan penjualan yang ada akan segera kami tambah untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan pemakai truk Foton dan mempermudah pelayanan servis kendaraan," kata Chief Executive Officer PT IBAR Paulus B Suranto, dalam keterangan tertulis yang diterima okezone, Sabtu (24/1/2009).Paulus mengatakan, daerah yang akan dikembangkan meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Foton akan meningkatkan konsentrasi penjualannya di wilayah yang dikenal sebagai perusahaan UKM.

Pendekatan yang dilakukan perusahaan dengan melakukan pemasaran aktif antara lain berupa kunjungan langsung ke calon konsumen sehingga mereka bisa mencoba dan merasakan sendiri performa truk Foton.

Pendekatan ke konsumen UKM ini, tambah Paulus, merupakan bukti nyata bahwa IBAR turut mendukung proses pemulihan industri di Indonesia. Untuk menjalankan bisnis, para pengusaha tak perlu mengeluarkan biaya yang besar, karena harga truk ringan Foton yang dipasarkan IBAR, sangat ekonomis, sekira Rp100 juta.

"Dengan menggunakan armada Foton, para pengusaha bisa mengalihkan selisih dana pembelian truknya untuk modal usaha atau keperluan lain," ujarnya.

PT IBAR juga telah mempersiapkan dukungan layanan purna jual (after sales service) yang mumpuni dan penyediaan suku cadang yang lengkap. "Kami menyiapkan dukungan jaminan perbaikan dan suku cadang serta layanan purna jual selama dua tahun atau 50.000 km, plus jaminan ketersediaan suku cadang 2 x 24 jam untuk service part item," tutur Paulus.

Selain UKM, Foton sejauh ini juga telah dipercaya oleh sejumlah perusahaan skala besar seperti Lorena Group untuk divisi jasa pengiriman barang, Cipaganti Group, penyewaan mobil dan travel untuk melengkapi armada pengangkutan mereka yang sudah ada. (ade)
(Sumber : www.okezone.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

2009, UKM Indonesia Tetap Optimistis

JAKARTA - Para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia tetap optimistis dalam melihat prospek pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan di tahun 2009.

Co-Head of Commercial Banking, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Margaret Leung dalam pemaparan pers hasil survei menunjukkan, bahwa Bangladesh, Vietnam, India, dan Indonesia termasuk ke dalam negara yang paling optimistis dalam memandang prospek perekonomian di tengah tahun pertama 2009. Sedangkan negara lain seperti Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, merupakan negara yang paling pesimistis.
"Hasil survei ini mendukung apa yang dilihat dari nasabah HSBC yang memiliki solusi kreatif dalam menghadapi tantangan ekonomi. Tahun 2009 akan menjadi tahun yang berat bagi banyak bisnis. Sektor UKM kita tetap ulet dan memiliki daya kewirausahaan menjadi hal yang terus mendorong sektor ini," paparnya, di Jakarta, Selasa (20/1/2009).

Dia mengatakan, survei dilakukan dengan menanyakan para pembuat kebijakan di perusahaan dengan kategori UKM mengenai kondisi perekonomian untuk enam bulan ke depan.

Sementara Head of Small and Medium Enterprises HSBC Indonesia Steven Miller mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa UKM di Indonesia masih memiliki pandangan ke depan yang optimistis.

"Sebagaimana yang diharapkan, mereka akan mengambil pendekatan konservatif dalam aktifitas dan investasi mereka, namun secara umum mereka masih tetap kokoh dalam menghadapi tantangan di tahun 2009," imbuhnya.

Menurut dia, UKM Indonesia akan mengambil kebijakan konservatif dalam aktifitas dan investasi mereka namun secara umum mereka masih tetap kokoh dalam menghadapi tantangan di 2009. Dalam survei tersebut di dapati UKM Indonesia relatif lebih bisa bertahan dalam perekonomian yang tidak pasti, dibandingkan dengan negara-negara maju di kawasan Asia Pasifik.

UKM Indonesia, lanjut Miller cenderung mempertahankan recana belanja modal mereka dengan 50 persen UKM tetap mempertahankan tingkat belanja modal dan 24 persen UKM berencana untuk meningkatkan belanja mereka pada 2009.

Untuk level perdagangan, 63 persen UKM Indonesia percaya mempertahankan volume perdagangannya dengan China, 22 persen berencana menaikkan volume perdagangannya. Sedangkan hampir setengah responden UKM Indonesia menyatakan percaya kinerja perekonomian Indonesia 2009 bisa dipertahankan, bahkan 13 persen berharap akan adanya peningkatan pertumbuhan PDB Indonesia.

"Sementara untuk perdagangan regional Asia, 71 persen UKM Indonesia percaya masih dapat mempertahankan volume perdagangan dan 21 persen percaya akan adanya peningkatan volume," pungkasnya. (ade) (Tomi Sujatmiko/Sindo/rhs)
(Sumber : www.okezone.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

Depdag Fasilitasi UKM Jahit-Menjahit Surakarta


Rani Hardjanti - Okezone
JAKARTA - Departemen Perdagangan (Depdag) memfasilitasi kelompok usaha kecil menengah (UKM) sektor jahit-menjahit yang berorientasi dan berpotensi ekspor.

Fasilitasi tersebut berupa bantuan 51 unit mesin jahit dan mesin obras (high speed) senilai Rp200 juta, kepada kelompok UKM Jahit Menjahit di wilayah Surakarta, Jawa Tengah.
Penyerahan bantuan 47 unit mesin jahit (high speed) dan 4 unit mesin obras (high speed) diberikan kepada Kelompok UKM Jaringan Perempuan Usaha Kecil (Jarpuk) Ngudi Lestari dan Kelompok UKM Amanah, yang menghasilkan produk Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).

Depdag juga terus berusaha meningkatkan daya saing pengrajin, melalui pelatihan-pelatihan, promosi dan pameran, serta
memfasilitasi pertemuan antara pelaku UKM TPT dengan calon pembeli dari mancanegara. Diharapkan, daya saing yang merupakan kunci keberhasilan, mampu menerobos pasar global TPT yang semakin kompetitif, termasuk pengembangan kreativitas dalam desain, adaptasi selera pasar dan ketepatan waktu pengiriman.

Selama 5 tahun terakhir (2003-2007) nilai ekspor TPT rata-rata USD8,512 juta per tahun dengan kontribusi rata-rata sebesar USD12,45 persen per tahun terhadap sektor non-migas dan sebesar 14,81 persen per tahun terhadap sektor industri. Pada periode Januari-Juli 2008 nilai ekspor TPT sebesar USD6,065 juta atau mengalami kenaikan 6,16 persen pada periode Januari-Juli 2007 menjadi USD5,713 juta atau memberi sumbangan sebesar 22,38 persen terhadap total nilai ekspor non-migas sedangkan terhadap nilai ekspor sektor industri 14,45 persen. (rhs) (Sumber : www.okezone.com)


Selanjutnya..... Selanjutnya...

detiknews

Viva News - BISNIS

Kirim SMS Gratis


Gabung Dengan Komunitas BB Online

Pimpinan Umum :
Drs. Ade Ratmadja
Email : (aderatmadja@bandungbaratonline.com)
Pimpinan Redaksi :
Agus Candra Suratmaja, S.P
Email : (aguscandra@bandungbaratonline.com)

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP