Peluncuran Buku Quantum Leap : Entrepreneurship, Putus Lingkaran Pengangguran
Jakarta, 11 Desember 2008 18:44
Masalah pengangguran menjadi masalah nasional. Pada Februari 2007, penganggur terdidik mencapai 1,4 juta orang, dengan kenaikan 26 persen dibanding Februari tahun sebelumnya. Tanpa adanya penanganan yang sistematis, angka pengangguran akan terus meningkat.
Menanggapi masalah yang membelenggu bangsa Indonesia ini, pengusaha Ciputra menawarkan gagasan Quantum Leap: Bagaimana Entrepreneurship Dapat Mengubah Masa Depan Anda dan Masa Depan Bangsa, yang bukunya diluncurkan Rabu (10/11), di Jakarta.
Dalam buku Quantum Leap itu, Ciputra beranggapan bahwa penguasaan Entrepreneurship akan memutus lingkaran pengangguran dan kemiskinan. Lebih dari itu, menurutnya, dengan entrepreneur (wirausaha), bangsa Indonesia akan sanggup membangun kemakmuran yang berkesinambungan.
"Kita harus bertekad mengubah nasib bangsa kita, dengan menciptakan sarjana pencipta lapangan kerja, bukan pencari lapangan kerja," kata pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah 77 tahun lalu itu, saat acara peluncuran buku Quantum Leap, yang dihadiri peserta Training of Trainers (Pelatihan para Pelatih/Dosen [Kewirausahaan]), di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta. Bagi Ciputra, seorang entrepreneur adalah seorang yang bisa mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas.
Saat ini, lanjut bos Grup Metropolitan yang akrab dipanggil Pak Ci itu, kebanyakan generasi muda Indonesia tidak dibesarkan dalam budaya entrepreneur, melainkan dalam budaya pekerja. Padahal, budaya ini seharusnya memungkinkan kita mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang kaya. Saat ini Indonesia ada pada sebuah paradoks, yakni kaya akan anugerah kekayaan alam, namun sebagian besar rakyatnya masih tinggal dalam kemiskinan.
Pendidikan entrepreneur
Apakah entrepreneur bisa dicetak melalui pendidikan? Peraih gelar Perekayasa Utama Kehormatan dari BPPT itu berkeyakinan, bisa. Karena entrepreneur tercipta karena faktor 3L: lahir, lingkungan, dan latihan (pendidikan). Kelahiran menunjuk pada faktor orangtua (dilahirkan dalam budaya entrepreneur, seperti halnya Ciputra). Demikian juga lingkungan, yang bisa berarti keluarga dan sanak-saudara. Sedangkan L terakhir adalah latihan.
Nah, dari sinilah Ciputra berupaya menularkan ilmu entrepreneurnya kepada generasi muda Indonesia, lewat lembaga-lembaga pendidikan yang didirikannya, serta kerja sama dengan universitas negeri dan Depdiknas (Dirjen Pendidikan Tinggi).
Kenapa memilih dunia pendidikan? Ciputra punya dua dasar pemikiran. Pertama, sudah lebih dari dari 35 tahun yang lalu ia memiliki keyakinan bahwa pendidikan yang baik dan bermutu adalah "paspor" untuk meningkatkan harkat dan kesejahteraan seseorang. Melalui pendidikan yang bermutu, ia yakin, bangsa Indonesia dapat membuka pintu masa depan yang lebih baik.
Lompatan
Ciputra, sebagai seorang pengembang yang telah mendirikan 20 kota satelit di Indonesia, menceritakan kisah hidupnya yang penuh lompatan (leap). "Sepanjang hidup saya selalu melompat," tutur pria yang sudah berbisnis jualan kue sejak usia 12 tahun itu, setelah ayahnya ditangkap tentara pendudukan Jepang dan meninggal dalam tahanan.
Di tengah keprihatinan karena sulitnya perekonomian keluarganya, Ciputra muda "melompat" dengan menuntut ilmu sampai Kota Manado, Sulawesi Utara. Setamat SMA di Manado, ia melompat ke Jawa, dan kuliah di Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB).
Karena ketiadaan biaya, di tahun ketiga kuliah, ia mencari biaya sendiri dengan mendirikan usaha konsultan perencanaan bersama teman-temannya. Namun ia belum berhenti melompat. "Saya tinggalkan dunia konsultan. Saya ingin menciptakan produk saya sendiri," tuturnya. Meski diakuinya, menjadi konsultan juga entrepreneur. "Tapi saya ingin punya proyek sendiri," ujarnya. Ia pun mendirikan perusahaan sendiri, PT Pembangunan Jaya.
Ketika Ciputra berusia hampir 40 tahun pada 1971, ia kembali melompat dengan mengajak dua temannya, serta beberapa rekan lainnya, untuk mendirikan PT Metropolitan Development, setelah mendapatkan izin dari komisaris PT Pembangunan Jaya. Di grup bisnis baru ini Ciputra menjadi Presiden Komisaris.
Kini, memasuki usia 77 tahun, Ciputra, berkonsentrasi mengembangkan suatu program baru bersama tim di Yayasan Ciputra Entrepreneur. Apa lagi, kalau bukan program pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship). [TMA] (Sumber : www.gatra.com)
0 comments:
Post a Comment