Soal Isu Perubahan Iklim Indonesia Jadi Contoh Negara Berkembang
Sabtu, 26 September 2009, 11:12:28 WIB Pittsburgh: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta menjadi pembicara utama (leader speaker) pada Plenary Sessions kedua KTT G-20 di Pittsburgh yang membahas perubahan iklim dikaitkan dengan energi. Pada kesempatan tersebut, SBY menegaskan sikap Indonesia bahwa dunia harus merumuskan rencana aksi yang nyata agar konferensi perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark, pada Desember 2009, sukses.
Memang ada banyak pendapat menyangkut isu climate change ini, sehingga menimbulkan keraguan bahwa konferensi Kopenhagen mendatang akan menghasilkan sesuatu yang nyata. SBY kemudian menyampaikan pengalaman Indonesia menyelenggarakan konferensi perubahan iklim (UNFCCC) di Bali, pada 2007 lalu. Meskipun awalonya muncul tanda-tanda akan buntu (deadlock), toh akhirnya berhasil mengeluarkan Bali Roadmap.
Posisi Indonesia dalam menghadapi pertemuan Kopenhagen sangat jelas. Pertama, para pemimpin dunia harus memberikan mandat yang kuat kepada wakilnya yang berunding. "Kedua, masing-masing negara harus punya action plan, goals, objectives, timeline, dan berapa emission cut yang dijanjikan," kata Presiden SBY dalam bagian lain keterangan persnya di Hotel Westin, Pittsburgh, Jumat (25/9) malam waktu setempat.
SBY melihat ada pergeseran sikap dari negara-negara tertentu. Yang tadinya keras, perlahan mulai ada titik temu, meskipun jarak perbedaan itu masih cukup besar. Presiden SBY berharap, jika masing-masing negara membawa rencana aksi yang nyata, dan dinegosiasikan bersama, bakal muncul konsep baru dalam isu penangan perubahan iklim di Denmark nanti. "Indonesia berharap, semua negara punya action plan untuk dibawa bersama-sama dan ditemukan what kind of consenssus, what kind of protocol to be made nanti," SBY menjelaskan.
Negara maju harus memulai untuk memastikan pengurangan emisi karbon. Negara berkembang juga harus mengalokasikan dananya, sesuai kemampuan, untuk menanggulangi perubaan ilklim. Agar sukses pada tingkat global, kerjasama dalam bentuk teknologi dan kerjasama sangat diperlukan. "Saya merasakan negara-negara maju more willing to assist developing nations. Ini harus kita jaga," Presiden SBY menambahkan.
Presiden SBY diminta jadi pembicara utama pada sesi yang membahas isu perubahan iklim dan energi. Amerika Serikat sebagai tuan rumah KTT G-20 ingin mendapatkan contoh negara berkembang yang peduli terhadap lperubahan iklim dikaitkan dengan energi. "Obama secara khusus mengatakan ada contoh yang bisa dijadikan pengalaman bagi negara lain, yakni Indonesia," kata SBY.
Ketika terjadi kenaikan harga BBM, pemerintah Indonesia membuat program subsidi langsung tunai kepada kelompok yang paling terkena dampak kenaikan tersebut. Subsidi barang diubah menjadi subsidi kepada orang. Seperti melalui BLT, BOS, Jamkesmas, Raskin, dan program-program prorakyat lainnya. (mit/har) sumber presiden sby,info

0 comments:
Post a Comment