Akhirnya Batik Tulis Indonesia diakui UNESCO
Jalan Panjang diakuinya Batik Tulis Indonesia oleh UNESCO Januari 2000 Malaysia mulai mengklaim kain Batik sebagai produk budaya aslinya 4 September 2008 Melalui kantor UNESCO di Jakarta, Menko Kesejahteraan Rakyat mewakili pemerintah dan komunitas batik Indonesia secara resmi menyerahkan data batik untuk di teliti Februari 2009 Badan di bawah UNESCO, terdiri dari 6 negara anggota Komite Antar Pemerintah (Turki, Estonia, Kenya, Republik Korea, Meksiko dan Uni Emirat Arab) sedang meneliti dan mengkaji Batik. Dibutuhkan data dan verifikasi lengkap terhadap 19 jenis batik yang diambil dari 33 provinsi di Indonesia.
28 September 2009 UNESCO secara resmi mengukuhkan batik sebagai daftar warisan budaya bukan benda (intangible cultural heritage). Bahkan batik mendapatkan nilai tertinggi kategori peninggalan budaya dari 111 usulan negara-negara di dunia. 2 Oktober 2009 Penghargaan resmi UNESCO atas Batik akan dilangsungkan pada penutupan sidang Komite Antar Pemerintah UNESCO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (Sumber : Media Indonesia, 30 September 2009)
Sejarah Batik Indonesia punya sejarah panjang dengan batik sebagai karya dan budaya. Embrionya adalah tulisan dan lukisan diatas daun lontar yang sudah ada sejak abad XVII. Sejarah panjang itulah yang membuat karya batik bisa ditemukan tidak hanya di pulau Jawa, tapi juga Sumatra, Kalimantan, Maluku, bahkan Papua. Di Jawa, batik dikenal sejak Majapahit dan berkembang pada masa Kerajaan Mataram. Dari pekerjaan yang dilakukan di dalam keraton, batik di kembangkan ke rumah rakyat biasa.
Jika semula hanya dikenakan keluarga bangsawan, batik kemudian bisa menjadi pakaian rakyat. Saat itu, batik yang di hasilkan semuanya batik tulis. Batik cap baru dikenal sekitar 1920. Jenis batik tradisional ada ratusan, motif pun ribuan. Saking merasuknya kebiasaan membatik, pada abad ke-8 nenek moyang orang Jawa menuangkan sejumlah motifnya ke patung dan badan candi (Media Indonesia, 30 September 2009).
Diakuinya batik tulis sebagai salah satu warisan budaya non benda dunia merupakan sebuah anugrah bagi seluruh masyarakat Indonesia yang harus bersama-sama kita syukuri. Pengukuhan warisan budaya dunia ini diatur dalam konvensi Internasional The General Conference of UNESCO pada tahun 1972 di Paris. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengenakan pakaian batik pada hari Jumat 2 Oktober 2009 sebagai wujud rasa syukur kita akan kekayaan maha karya batik Indonesia.Selain itu, pemerintah daerah yang memiliki sentra-sentra produksi batik perlu memperhatikan tingkat kesejahteraan para perajin batik. Sebagaimana diketahui menurut penelitian Mistaram, dosen seni dan desain Fakultas sastra Universitas Negeri Malang (UM) 70 % dari 206 Perajin Batik di Jawa Timur hidup dalam kemiskinan.
Diakuinya Batik Tulis Indonesia oleh UNESCO setidaknya memberikan angin segar bagi para perajin batik, semoga saja perhatian pemerintah agar kesejahteraan para perajin batik dapat di perhatikan, mungkin kita bisa belajar dari Malaysia sebagaimana diberitakan Media Indonesia 30 September 2009, Pemerintah Malaysia memberikan perhatian akan kesejahteraan para pembatik tua Indonesia di Kuala Trengganu, dimana mereka diberikan insentif yang baik, kesejahteraan hidup, serta kemudahan pendidikan bagi cucu-cucu mereka.
Perajin Batik adalah duta dan pahlawan Bangsa yang selama ini turut berjasa bagi kelestarian Batik Indonesia, oleh karena itu semoga saja dengan diakuinya Batik tulis oleh UNESCO nasib mereka akan lebih baik dan berubah. Menjaga Kelestariaan Batik Untuk menjaga kelestarian Batik di Indonesia, pelajaran membatik harus bisa menjadi salah satu ekstrakulikuler di sekolah-sekolah, siswa-siswa harus di perkenalkan akan kekayaan motif batik yang beranekaragam sehingga kelestarian batik dapat terjaga dari generasi ke generasi.
Selain itu, daerah-daerah penghasil batik di Indonesia perlu membangun tempat penjualan batik yang representatif bagi para perajin batik. Menciptakan pasar batik yang bersih, sehat, dan representatif sangat bagus untuk segera dilakukan. Apalagi jika ada perpaduan wisata batik terpadu akan banyak menarik wisatan untuk berbelanja. Penulis Bekerja di Konsultan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ambadar.com
0 comments:
Post a Comment