Video Temu Bisnis dan Investasi Kabupaten Bandung Barat (KBB)

31 August, 2008

Dunia Bisnis Orang Saleh

KAYA,muda, saleh, dan keren. Itulah sekilas profil-profil pendakwah (dai) muda yang kerap tampil menghiasi layar kaca.
Sebut saja Ustaz Yusuf Mansur yang dikenal sebagai dai penganjur sedekah (the power of giving) atau Ustaz Jefry al-Bukhori yang kerap disapa Uje, dai gaul yang memiliki Majelis ”I Like Monday” (MIM). Begitu pula dengan Ustad Muhammad Arifin Ilham, dai pencetus Majelis Zikir, dan yang tak kalah kesohornya adalah Abdullah Gymnastiar yang biasa disapa Aa Gym. Kepopuleran mereka lebih disebabkan penguasaan ilmu agama,penampilan,dan pengemasan materi dakwah yang bergaya modern dan mudah diterima masyarakat.Umumnya, para dai muda ini tidak menggunakan bahasa yang melulu hitam putih dalam Islam.Membicarakan surga dan neraka misalnya atau hanya membicarakan masalah salat. Mereka juga piawai menggunakan instrumen modern seperti televisi,radio hingga multimedia. ”Ketika dakwah sudah tersentuh dengan dunia entertainment, maka dakwah itu tidak bisa lepas dari keinginan pasar,”ujar KH Zaenuddin MZ kepada SINDO. Setidaknya,bahasa dakwah mereka berbeda dengan dai konvensional yang kerap berdakwah tentang keutamaan salat,keindahan surga,atau sesuatu yang mutlak syariah. Aa Gym, misalnya, lewat manajemen qolbu kerap menganjurkan pentingnya ketulusan hati atau bagaimana membangun keluarga sakinah. Dalam penyampaiannya, pemimpinYayasan Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung ini kerap menggunakan bahasa sehari-hari yang ringan,tidak melulu bahasa ayat suci. Itu sebabnya, dai yang memulai karier berdakwahnya pada 1990 ini dengan cepat mendapat perhatian publik, khususnya kaum ibu.Dia pun ditahbiskan menjadi ustaz keluarga. Hal serupa juga dilakukan Uje yang menyandang status ustaz gaul karena metode dakwahnya mengikuti bahasa anak muda. Termasuk gaya berpakaian yang hanya menggunakan baju koko dipadu celana panjang dengan kopiah. Intinya, penampilannya sangat mencerminkan gaya anak muda. Arifin Ilham pun serupa. Lewat Majelis Zikir-nya, ustaz kelahiran Simpang Kertak Baru,Banjarmasin,8 Juni 1969 itu juga dikenal sebagai dai ngepop karena kerap berdakwah bersama grup band popular. Yang tak kalah hebatnya adalah Yusuf Mansur lewat ajaran sedekahnya yang bertajuk the power of giving.Dalam setiap ceramahnya,Yusuf selalu menyampaikan bagaimana dahsyatnya sedekah. Ustaz yang memiliki brand Wisata Hati ini selalu menyisipkan kisah-kisah nyata orang-orang yang terbebas dari masalah karena bersedekah. Menariknya,selain piawai di dunia dakwah, para dai muda ini juga terampil dalam menggeluti dunia bisnis. Pundi-pundi emas yang mereka raih dalam menjalankan dakwah dikelola dengan manajemen professional layaknya sebuah perusahaan ternama. Muara bisnis mereka pun umumnya untuk kemaslahatan umat, tidak sematamata mengejar keuntungan. Aa Gym, misalnya, sudah membuktikan dirinya sebagai wirausahawan yang sukses di samping kesibukannya sebagai dai.Lewat PT MQ Corporation (MQ Corp), pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), Bandung ini sudah memiliki bisnis yang menggurita ke berbagai bidang. Bahkan, beberapa bisnisnya sudah dikelola dalam bentuk badan usaha perseroan terbatas dengan induk usahanya PT MQ Corp. Beberapa perusahaan (PT) di bawah MQ Corp antara lain Mutiara Qolbun Salim (MQS) yang menangani distribusi kaset dan buku, MQ Multimedia, MQ Tours & Travel,MQ Media,MQ TV,MQ FM(bisnis radio),MQ Consumer Goods (supermarket), Sakarya Buana Manajemen Qolbu (EMQ), dan MQ Quality. Di samping itu, ada juga yang berbentuk divisi bisnis seperti MQ IT, MQ Publication, MQ Production, dan MQ Cafe. Sejatinya, sejarah bisnis Aa Gym diawali dari pendirian Yayasan Daarut Tauhiid (YDT).Awalnya,YDT ditujukan untuk menangani kegiatan pendidikan dan dakwah. Pesantren yang dibangun di atas lahan seluas 3 hektare di kawasan Gegerkalong, Bandung itu tergolong modern dan multifungsi. Ada bangunan masjid 1.000 meter persegi, ada cottage 24 kamar berkapasitas 80 orang, gedung serbaguna, kafetaria, serta swalayan mini yang megah dan elite. Lewat program unggulan Manajemen Qolbu (MQ), YDT berkembang pesat karena MQ diminati publik.Karena itu, pada 1994 didirikan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut Tauhiid dengan menggeluti bidang usaha supermarket,lembaga keuangan syariah, pelatihan ekonomi syariah, serta Cafetaria Daarul Jannah. Meski belum sepiawai Aa Gym dalam menggeluti bisnis, Yusuf Mansur menjejakkan kakinya di ranah ini. Lewat Wisata Hati, dia mengelola sejumlah bidang usaha. Bahkan, dalam maklumatnya di Wisata Hati online, Yusuf secara tegas menyebutkan bahwa sayap bisnis dilakukannya bersama pengurus Wisata Hati dan Daarul Qur’an, sebuah yayasan yang berada di bawah Wisata Hati. ”Tidak ada satu pun larangan seorang ustaz dan guru-guru pesantren untuk berbisnis.Yang dilarang adalah berbisnis dengan caracara yang haram.Permodalan kami bukan permodalan yang bersumberkan dari dana sedekah,”tandas Yusuf dalam maklumatnya. Saat ini, sejumlah bidang usaha digeluti Yusuf, di antaranya Wisata Hati Direct Selling yang menangani usaha penjualan buku,VCD, busana muslim, susu (high colostrum/HICO), parfum, dan lainnya.Selain itu ada Wisata Hati Publishing (penerbitan), Wisata Hati Digital (nada sambung pribadi dan SMS), Wisata Hati Travel yang saat ini masih menangani masalah perjalanan umrah. Ditargetkan pada 2009, Wisata Hati bisa menangani pemberangkatan haji. Keuntungan rata-rata yang diperoleh sekitar USD50–70 per jamaah. Di samping itu masih ada Kuliah Online. Sementara Uje lewat Uje Centre terus berupaya mengembangkan sisi bisnisnya untuk mendukung kegiatan dakwahnya. Uje Centre didirikan dengan tujuan untuk melayani umat sekaligus memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam hal agama. Dari Uje Centre inilah lahir program SMS ”Obat Hati”,sebuah program layanan religius untuk melayani umat dari segala pertanyaan dan sifatnya umum. SMS ”Obat Hati” berlaku untuk semua GSM dengan tarif Rp1.000. Saat ini, Uje juga tengah sibuk dengan Galeri Uje, salah satu bentuk usaha Uje Centre dalam bidang penjualan perlengkapan muslim, mulai dari busana hingga dakwah. Selain itu, Galeri Uje menyediakan barang khas (cenderamata) Uje,yang ditujukan bagi para penggemar Uje. Galeri pertama dibuka di ITC Cempaka Mas (2006), dilanjutkan di ITC Bumi Serpong Damai. Menurut Uje, sejatinya seorang dai memang harus kaya untuk menjalankan dakwahnya. ”Rezeki merupakan urusan Allah. Apa yang didapat sekarang ini semuanya adalah ikhtiar dari sisi usaha. Terpenting adalah bagaimana menyalurkan rezeki itu di jalan Allah,”ujar Uje. (abdul malik/ islahuddin/faizin aslam) Sumber : klik www.seputar-indonesia.com

0 comments:

detiknews

Viva News - BISNIS

Kirim SMS Gratis


Gabung Dengan Komunitas BB Online

Pimpinan Umum :
Drs. Ade Ratmadja
Email : (aderatmadja@bandungbaratonline.com)
Pimpinan Redaksi :
Agus Candra Suratmaja, S.P
Email : (aguscandra@bandungbaratonline.com)

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP