Mitra Usaha Mikro Sulit Berkembang
PASIRKALIKI, (GM).-Sekitar 592 mitra usaha mikro di Jawa Barat yang menjadi binaan Dompet Dhuafa Bandung, terutama sektor usaha pertanian dan pengolahan makanan, selama 2008 sulit berkembang. Hal itu selain akibat dari faktor alam dan lemahnya SDM, juga berkaitan dengan kondisi pasar, terutama naiknya harga-harga bahan pokok."Yang saat ini tergolong berkembang dengan baik dan tergolong berhasil, hanya usaha ternak domba di Sumedang yang total keuntungannya untuk periode tiga bulan terakhir 2008 mencapai Rp 57 juta," ungkap Hendi Suhendi dari Divisi Perdagangan/Program kepada "GM", Senin (1/9) di Kantor Dompet Dhuafa, Jln. Pasirkaliki Bandung.Usaha mikro di sektor pertanian menurutnya terutama jenis sayuran di kawasan Bandung Selatan. Berkaitan dengan musim kemarau yang hingga saat ini masih berlangsung, lanjutnya, membuat petani sayuran skala mikro tersebut, sulit berproduksi. "Masalah yang dihadapi terutama kekuarangan air, kalau beli mahal, mereka modalnya terbatas," tandasnya sambil menambahkan, dari sisi pengetahuan budi daya juga tergolong masih lemah.Di sektor usaha pengolahan, lanjutnya, seperti bakso dorongan dan gorengan, secara umum selama 2008, agak sulit berkembang. Bahkan menurutnya, sekitar tiga pedagang, nyaris bangkrut, dengan berbagai penyebab, terutama menyangkut kenaikan harga-harga bahan pokok yang sangat dirasakan dampaknya oleh mereka. "Sedikitnya tiga pedagang yang kini nyaris bangkrut karena berbagai faktor," tambah Hendi.Sementara itu dari sekitar 271 mitra usaha ternak, mitra peternakan domba di Sumedang, selama 2008 ini justru berkembang relatif pesat. Hal itu menurut Hendi, tak lepas dari terobosan yang ditempuh peternak domba, yaitu melalui program "tebar kurban" dan program "akikah" yang lebih diintensifkan bersamaan dengan menjelang bulan Suci Ramadhan hingga menjelang Iduladha beberapa bulan berikutnya. (B.35)** sumber : www.klik-galamedia.com

0 comments:
Post a Comment