Video Temu Bisnis dan Investasi Kabupaten Bandung Barat (KBB)

30 October, 2008

Hujan Lebat,Longsor di Mana-Mana

Thursday, 30 October 2008
GARUT (SINDO) – Tanah longsor terus terjadi dalam dua hari terakhir di berbagai daerah di Jawa Barat. Antara lain di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Tasikmalaya.

Tidak ada korban jiwa dalam semua peristiwa,namun total puluhan rumah rusak, ratusan jiwa mengungsi dan tertimbun serta akses jalan antarkecamatan terputus. Bencana longsor melanda Kabupaten Garut menyusul hujan deras yang mengguyur sejak dua hari lalu. Setelah sebelumnya terjadi di Kecamatan Banjarwangi dan Cilawu,Kecamatan Singajaya juga tak luput tertimpa bencana longsor,Selasa (28/10) malam.

Selain menimbun puluhan rumah, longsor juga memutuskan jalan yang menghubungkan Singajaya dengan Garut Kota. Selain di Singajaya, pada hari yang sama longsor juga terjadi di Kampung Cikawung,Desa Mekarjaya,Kecamatan Bungbulang. Dua rumah rata dengan tanah akibat tertimbun longsor, sementara 20 lainnya rusak berat. Ratusan penduduk yang berada di lokasi longsor terpaksa diungsikan karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan.

Longsor di Kecamatan Singajaya terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Sedikitnya 10 rumah di Kampung Pemeungpeuk RT 01,02,dan 03 RW 02, Desa/Kecamatan Singajaya rusak berat tertimbun tanah.Selain itu,sebanyak 35 rumah juga rusak ringan, sementara 8 lainnya terancam longsor susulan.

“Karena khawatir terjadi longsor, seluruh warga yang rumahnya berada di bawah tebing langsung mengungsi ke rumah kerabat mereka yang lebih aman.Di Kampung Pameungpeuk, hampir seluruh rumah rawan tertimbun longsor karena dikelilingi bukit,”kata Camat Singajaya Sardiman Tanjung,kemarin. Menurut Sardiman, di Kampung Pameungpeuk, sedikitnya ada 51 kepala keluarga dengan total jumlah penghuni sebanyak 204 jiwa.

Saat ini, baik warga yang rumahnya hancur tertimbun longsor maupun tidak,mengungsi ke rumah kerabat terdekat mereka. Sekarang Kampung Pameungpeuk sudah dikosongkan. Selain menimbun puluhan rumah,longsor juga mengakibatkan terputusnya jalur jalan yang menghubungkan Kecamatan Singajaya dengan Garut Kota di Kampung Ciaremas, Desa Ciudian.

Seluruh jalan tertutup longsoran tanah sepanjang 5 meter dengan ketinggian sekitar 3 meter.Hingga kemarin siang, material tanah di jalan tersebut masih belum dibersihkan karena menunggu alat berat tiba. Jarak dari Garut Kota menuju Kecamatan Singajaya sekitar 60 km. Jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan Kecamatan Singajaya.

Camat Bungbulang, Aah Anwar, mengatakan, pihaknya sudah mengevakuasi 35 kepala keluarga (KK) ke lokasi yang lebih aman.Anwar menambahkan, longsor di Kampung Cikawung, Desa Mekarjaya, terjadi sekitar pukul 20.30 WIB.Sejak hujan mengguyur wilayah Bungbulang pada Selasa (28/10) siang, pihaknya sudah meminta warga yang tinggal di bawah bukit segera mengungsi.

Garut-Pameungpeuk Terputus

Jalur Kabupaten Garut dengan Kecamatan Pameungpeuk di wilayah selatan sempat lumpuh akibat tertimbun tanah longsor kemarin pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Lokasi longsor di Kampung Cipangramatan, Desa Cipangramatan,Kecamatan Pakenjeng.

Longsor terjadi karena hingga kemarin hujan yang terus mengguyur tebing di sepanjang Jalan Raya Pakenjeng longsor sepanjang 50 meter dengan ketinggian 6 meter. Warga yang akan menuju Garut dengan menaiki angkot dari arah Pameungpeuk ataupun sebaliknya terpaksa ganti kendaraan di sekitar lokasi longsor untuk sampai ke tempat tujuan.

Kepala Bagian Humas Pemkab Garut Dikdik Hendrajaya yang meninjau langsung lokasi longsor, kemarin pagi, mengatakan, terdapat 10 titik longsor yang menutup badan jalan di jalur Garut- Pameungpeuk.

Jabar Selatan

Empat belas titik di Jawa Barat bagian selatan berdasarkan pemetaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memiliki potensi longsor dan banjir paling tinggi sepanjang musim hujan kali ini. Beberapa wilayah yang tergolong rawan longsor dan banjir antara lain Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung (Kabuapten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung), Garut, Purwakarta, Subang, Sumedang,Tasikmalaya,Ciamis, Majalengka,Kuningan, dan Cirebon.

“Potensi longsor di Jabar memang paling tinggi se-Indonesia.Pola longsor di Jabar mulai paling awal dan selesai paling akhir dibanding daerah lain,” ujar Kepala PVMBG Surono, kepada SINDO,kemarin. Dia menguraikan, penyebab daerah Jawa Barat rawan longsor karena tanahnya terdiri atas endapan vulkanik. Tanah ini bersifat mudah menyerap dan menyimpan air sehingga bobot tanah mudah berubah.Kemungkinan pergeseran tanah semakin besar.

Selain itu,kemiringan permukaan tanah di Jabar juga bervariasi,mulai landai hingga curam. Semakin curam kemiringan, kemungkinan pergerakan tanah semakin besar pula.“Tanah endapan vulkanik memang lebih subur, mudah diolah, tetapi memiliki risiko menyimpan air yang besar pula,”paparnya.

Menurut Surono, ada beberapa ciri ancaman longsor yang mudah dikenali masyarakat. Saat tanah sudah terbelah, terutama daerah dengan kemiringan curam, maka dipastikan ancaman longsor di depan mata.Apabila sudah demikian, masyarakat yang tinggal di daerah berciri demikian dianjurkan segera mengungsi.

Sementara itu, menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, curah hujan yang terjadi sepanjang Selasa (28/10) memiliki intensitas paling tinggi selama bulan Oktober. Hujan yang mengguyur Kota Bandung sejak Selasa sore hingga Rabu pagi mencapai 51 mm. Padahal pada sepuluh hari pertama bulan Oktober, curah hujan rata-rata hanya 46,3 mm. (Sindo)

0 comments:

detiknews

Viva News - BISNIS

Kirim SMS Gratis


Gabung Dengan Komunitas BB Online

Pimpinan Umum :
Drs. Ade Ratmadja
Email : (aderatmadja@bandungbaratonline.com)
Pimpinan Redaksi :
Agus Candra Suratmaja, S.P
Email : (aguscandra@bandungbaratonline.com)

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP