Melihat Gerhana Matahari Cincin di Bosscha-ITB
Hari kemarin saya melakukan kunjungan ke observatorium Bosscha-ITB di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). observatorium Bosscha didirikan oleh KAR Boscha, seorang pengusaha teh di Malabar, dia adalah sosok pengusaha yang mencintai ilmu pengetahuan. Bosscha banyak menyumbangkan kekayaannya untuk kemajuan ilmu astronomi di Indonesia. Waktu menunjukan pukul 13.30, suasana di observatorium Bosscha telah di padati oleh pengunjung dari berbagai kota, maklum hari ini merupakan hari liburan dalam rangka tahun baru Imlek. Namun, rupanya tahun baru imlek kali ini sangat bersejarah, karena bertepatan dengan peristiwa gerhana matahari cincin. Lalu Bagaimanakah gerhana matahari cincin ini bisa terjadi ? hal ini terjadi karena peristiwa tertutupnya piringan matahari oleh piringan bulan, namun piringan bulan lebih kecil diameternya dari diameter piringan matahari. Sambil menunggu pengamatan gerhana matahari cincin, kami bersama-sama rombongan pengunjung lainnya terlebih dahulu diberikan pengarahan oleh peneliti Bosscha, Muhammad Irvan. Kami diberikan penjelasan mengenai penomena gerhana matahari cincin, selain itu, kami melihat penayangan film sejarah observatorium Bosscha, serta penelitian-penelitian astronomi yang telah dilakukan. Setelah itu, pada pukul 15.30 kami pun kembali ke lapang untuk melakukan pengamatan gerhana matahari cincin, untuk melakukan pengamatan ini kami menggunakan Teleskop Telestron 8 inci. Teleskop ini merupakan teleskop canggih karena menggunakan sistem remot sehingga dapat secara otomatis bergerak menuju objek bintang yang akan kita teropong. Namun, Keterbatasan alat ini adalah bentuknya yang kecil, sehingga hanya bisa melihat bintang yang cerah-cerah saja. Selain menggunakan teleskop Telestron, kita pun bisa mengamati gerhana matahari cincin dengan menggunakan kaca mata khusus dengan berbahan filter mylar untuk melihat matahari yang aman, karena jika kita melihat matahari langgsung dapat merusak mata dengan permanen. Berdasarkan wawancara dengan Muhammad Irvan, sebelumnya gerhana matahari terjadi pada tahun 1998 dan akan terjadi kembali pada tahun 2016, maka dapat dipastikan bahwa hari ini saya telah mengikuti sebuah peristiwa yang sangat bersejarah, melihat penomena alam, gerhana matahari cincin. Tidak heran jika pada hari ini tanggal 26 Januari 2009 banyak orang berbondong-bondong untuk berkunjung ke observatorium Bosscha. Gerhana matahari cincin dapat dilihat dari mulai kontak penumbra pada pukul 15.20, sedangkan puncak gerhana pada pukul 16.40 dan gerhana berakhir pada pukul 17.45. Adapun Proses menutupnya bulan ke matahari hanya terjadi selama 4 menit saja. Pada saat pengamatan kondisi cuaca memang agak tidak bersahabat agak mendung di akhir-akhir waktu pengamatan. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan video streaming dari titik-titik daerah pengamatan salah satunya dari Lampung. Pengamatan hari cincin ini bisa dilakukan dari Selat Sunda, Bandar Lampung, Anyer, Jakarta, seluruh pulau Jawa, Kalimantan bagian tengah, Sulawesi Tengah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, gerhana matahari cincin dapat dilihat dari Bandung sekitar 80 %. Masyarakat sangat antusias mengikuti peristiwa gerhana matahari cincin ini, jumlah pengunjung diperkirakan 300-400 orang. Menurut Muhammad Irvan, “dengan menggunakan penghitungan dengan hukum gravitasi newton, kita bisa memprediksi munculnya waktu gerhana matahari cincin ini dengan tepat”. Melihat begitu strategisnya Observatorium Bosscha di Indonesia, maka perlu kiranya kita bersama-sama memelihara observatorium bosscha ini. Pembangunan-pembangunan di kawasan Bandung utara perlu sesuai dengan konsep tata ruang. Hal ini agar kawasan konservasi bosscha dapat terselamatkan keberadaanya. Karena bosscha memiliki nilai sejarah, dan ilmu pengetahuan. Marilah kita bersama-sama menyelamatkan Observatorium Bosscha dan merawatnya. Perhatian dari pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) sangat perlu sekali, pemerintah KBB perlu memproteksi kawasan observatorium bosscha ini sebagai kawasan konservasi yang aman. Terlebih, KBB menjadikan Observatorium Bosscha sebagai logo pemerintahan daerahnya.(Agus Candra/ BB Online)

0 comments:
Post a Comment