Erna Witoelar, Pelihara Bahasa Sunda
KEBIASAAN menggunakan dan memelihara bahasa daerah, perlu dilakukan masyarakat Sunda dalam pergaulan sehari-hari. Orang Sunda jangan kalah dengan masyarakat daerah lain, yang memelihara adat dan menggunakan bahasa daerahnya sendiri, tak peduli saat di mana pun berada.
Kebiasaan memelihara adat dan bahasa Sunda, juga dilakukan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup yang juga mantan Menteri Permukiman dan Prasarana, Erna Witoelar (62). Dalam sejumlah kesempatan kunjungan dan dialog dengan masyarakat lokal di Jabar, dia selalu menggunakan bahasa Sunda.
"Pan abdi teh aslina mah urang Sunda. Sawios lahir di Sulawesi sareng atos berkiprah di lingkungan nasional, ari adat sareng bahasa asli mah kedah dipiara. Terutama upami gaul sareng masyarakat sadaerah, sakedikna aya manfaat kanggo manjangkeun silaturahmi sareng masyarakat Jabar. (Saya kan asli orang Sunda. Meski sudah berkiprah di lingkungan nasional, adat dengan bahasa daerah harus dipelihara. Apalagi saat bergaul dengan masyarakat sedaerah, setidaknya itu bermanfaat untuk memperpanjang silaturahmi dengan masyarakat Jabar)," ujar Erna yang menyebutkan, keluarganya asli dari Cianjur.
Kebiasaan berbahasa Sunda pun ditunjukkan saat dia berkunjung dan berdialog dengan masyarakat di salah satu perkebunan karet, di dekat Bendungan Cirata, Kab. Cianjur, beberapa waktu lalu. Alumnus Jurusan Teknologi Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB) 1974 ini, memperkenalkan pembudidayaan ikan bandeng di Bendungan Cirata, bersama sejumlah pejabat Departamen Kelautan dan Perikanan.
Menurut dia, selama ini, banyak yang menyangka dirinya asal Sulawesi. Apalagi, dia lama tinggal di Makassar, sampai berjodoh dengan Rachmat Witoelar yang asli Sulawesi. (Kodar S./"PR") ***

0 comments:
Post a Comment