Link and Match Industri dengan Pendidikan Belum Optimal
DIPONEGORO,(GM)-
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyatakan, link and match antara dunia usaha dan pendidikan belum berjalan optimal. Sehingga, ketika ada inovasi atau hasil penelitian, masih sulit untuk dikembangkan dan diimplementasikan kepada dunia usaha.
Pernyataan Gubernur itu disampaikan kepada wartawan seusai menerima peraih medali emas lomba robotik di San Fransisco, Amerika Serikat di ruang kerja Gubernur di Gedung Sate, belum lama ini.
Heryawan meminta kalangan pengusaha untuk membantu dunia pendidikan, khususnya dalam pengembangan hasil karya penelitian ataupun inovasi. Saat ini, banyak temuan dari kalangan akademisi maupun mahasiswa yang patut dikembangkan agar bermanfaat bagi masyarakat banyak. "Saat ini belum ada mekanisme link and match antara dunia pendidikan dengan industri. Akibatnya banyak karya inovasi dan kreasi tidak dapat dikembangkan secara massal," ujar Heryawan.
Seperti kreasi robotik ciptaan tim Unikom Bandung yang mampu memadamkan api, kata Heryawan, belum disambut oleh kalangan pengusaha. Meskipun langkah inovatif sudah mereka lakukan dan memenangkan medali emas di ajang lomba internasional tobotik di San Fransisco.
Dikatakan, tawaran pengembangan kepada mahasiswa yang bersangkutan justru datang dari luar negeri. Sejumlah negara menawarkan kerja sama, namun belum ditanggapi secara serius.
Heryawan menambahkan, pihaknya siap membantu dan mendorong pengembangan kemampuan mahasiswa tersebut di masa yang akan datang. Para pemenang itu sudah mendapatkan beasiswa dari pemerintah pusat sampai jenjang strata tiga atau program doktoral. Karena itu, pemerintah provinsi akan memberi bantuan dalam bentuk lainnya.
Sebelumnya, Pembantu Rektor III Unikom, Aelina Siregar menyatakan, investor dari Cina datang kepada pihaknya untuk menawarkan kerja sama pengembangan hasil karya mahasiswanya tersebut. "Tapi belum kami tanggapi serius, karena hal itu terkait dengan banyak hal yang perlu dikaji dulu," tegas Aelina.
Robot dengan roda ciptaan tim Unikom Bandung tersebut dibuat guna memadamkan api. Kelebihan dari robot tersebut adalah kemampuan memadamkan, sekaligus melokalisasi kerusakan akibat kebakaran. Karya Rodi Hartono dan Stevanus Akbar Alexander dengan pembimbing Yusrila Yeka Kerlooza mampu menyingkirkan pesaingnya dari Amerika Serikat, bahkan menyabet medali emas. (B.83)** (Sumber : www.klik-galamedia.com)
0 comments:
Post a Comment