Perjalanan Misi Kapal Besar KBB
Ketika masyarakat menyuarakan keinginan serta kehendak membentuk sebuah daerah otonom Kabupaten Bandung Barat (KBB) , itu bukanlah sebuah angan-angan atau mimpi di siang bolong namun itu adalah sebuah keinginan tulus dan mulia terlepas dari segala bentuk pro dan kontra, terlepas dari segala tantangan dan rintangan bahkan terlepas dari segala bentuk tekanan, intervensi bahkan rekayasa yang berupaya untuk menghambat dan menghalang-halangi dari sebuah cita cita-cita awal yang tulus dan mulia ituUpaya dalam mewujudkan sebuah cita-cita yang tulus dan mulia itu tentu saja pada kenyataannya tidaklah semudah membalik telapak tangan, karena di balik semua itu selalu dihadapkan dengan berbagai kendala, tantangan, hambatan dan rintangan dengan segala bentuk dinamikanya, bahkan selalu dihadapkan dengan segala bentuk ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku seakan-akan dirasakan kita bersama seolah-olah bentuk halangan rintangan dan benteng tembok sebuah beton bertulang yang tegak kokoh berdiri dan tidak bisa setiap orang untuk bisa mendobrak dan melabraknya apalagi meruntuhkannya. Namun karena keinginan yang keras serta kemauan yang kuat serta dengan segala bentuk upaya perjuangannya telah dilakukan dan telah dibuktikan oleh para tokoh dan masyarakat Bandung Barat yang mencita-citakan berdirinya sebuah daerah otonom ( Kabupaten Bandung Barat ) dalam meraih cita cita itu terus di upayakan dan di lakukan bertahun-tahun tidak pernah urung dan berhenti dari hari kehari bahkan sampai bertahun tahun sehingga menelan kurun waktu kurang lebih 7 tahun (mulai tahun 2001 sampai tahun 2007) perjalanan panjang sebuah Perjuangan, seakan dirasakan melelahkan penuh dengan kerikil-kerikil tajam, penuh dengan tantangan dan rintangan, bahkan penuh duka dari pada suka, namun idealisme serta keinginan yang kuat merupakan motor penggerak untuk tidak berhenti di persimpangan jalan karena ingin segera sapai pada sebuah terminal tujuan. Kini sebuah perjalanan perjuangan panjang dan melelahkan itu sudah sampai kepada sebuah persinggahan terminal yang bernama pantai HARAPAN, seakan kita semua telah melakukan sebuah perjalanan menuju sebuah terminal pantai HARAPAN, pantai lautan nan indah nan membantang luas sepanjang mata memandang dengan segala kekayaan alam lautan yang dalam dan penuh dengan berbagai macam jenis ikan yang merupakan sumber protein yang dibutuhkan manusia. Sekarang Saatnya kita mulai merenung dan bertanya pada diri kita sendiri akan kah kita terus beristirahat berdiam diri setelah kita sampai pada sebuah Terminal persinggahan yang bernama pantai HARAPAN . Pertanyaannya apakah kita cukup berdiam diri saja hanya sekedar untuk melihat dan memendang indahnya lautan nan membentang luas ? padahal dibalik semua itu pantai nan indah membentang luas yang di dalamnya terkandung berbagai kekayaan lautan yang telah Tuhan Ciptakan untuk dapat diraih dan dimanfaatken sebesar-besarnya bagi nilai-nilai yang namanya kesejahteraan dan kemakmuran ?. Jawabannya tentu saja tidak, kita tidak bisa dan tidak boleh untuk bediam diri apalagi hanya sekedar menikmati indahnya pemandangan alam lautan nan indah dan luas, tetapi kita semua harus selalu terus bergerak dan bergerak untuk dapat terus berupaya dan dapat memanfaatkan kekayaan lautan yang telah Tuhan ciptakan ini untuk dimanfaatkan sebesar besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran yang kita cita-citakan bersama. Sekarang kita sudah berada kembali dalam sebuah Kapal yang besar dan megah dengan Nahoda Kapal yang bertanggung jawab untuk memegang dan mengendalikan Kapal besar ini, Bahkan sang Nahoda dilengkap dengan pakaian lengkap ciri khas kebesarnnya yang merupakan bentuk ciri tugas dan tanggung jawab yang besar yang ada dalam pundaknya untuk membawa dan mengendalikan kapal besar mencapai tujuan Harapan, agar dalam perjalannya mampu melalui berbagai rintangan gelombang pasang dan terjangan badai dan topan di tengah lautan nan luas membantang, kita semua ingin selamat samai pada tujuan dalam sebuah misi perjalanan kapal besar dan megah yang di bawa sang Nahoda ini di atas lautan yang luas dengan ratusan ribu orang penumpang di dalammnya yang mengikuti misi perjalanan ini. Kita semua berharap pada sang Nahoda agar tidak lelah dan ngantuk apalagi ketiduran dalam mengemudikan dan mengendalikan sebuah misi perjalanan kapal besar ini, serta Nahoda tetap lurus memegang kendali dan tetap berpedoman kepada peta koordinat lautan yang telah di gambar dan di petakan yang merupakan pedoman peta situasi bentangan lautan yang harus dilaluinya. Kita sekarang sudah hampir dua tahun mengikuti misi perjalanan Kapal besar Kabupaten Bandung Barat ini, kapankah misi perjalanan kapal besar KBB ini bakal sapai pada tujuan dan cita-cita kita bersama ?. Semoga pada Saatnya akan sampai juga ! ( Akhir Tahun 2009 Ade Ratmadja)

0 comments:
Post a Comment