Video Temu Bisnis dan Investasi Kabupaten Bandung Barat (KBB)

12 February, 2009

Indonesia Sebenarnya Kaya, tapi Mengapa Masyarakatnya Miskin?

Karena sebagian besar kekayaan alam yang melimpah-ruah itu hanya dinikmati oleh segelintir orang, yang sebagian besarnya bahkan pihak asing. Contoh kecil: Di Bumi Papua, kekayaan tambang emasnya setiap tahun menghasilkan uang sebesar Rp 40 triliun. Sayangnya, kekayaan tersebut 90%-nya dinikmati perusahaan asing (PT Freeport) yang sudah lebih dari 40 tahun menguasai tambang ini.

Wajarlah jika gaji seorang CEO PT Freeport Indonesia mencapai sekitar Rp 432 miliar pertahun (=Rp 36 miliar perbulan atau rata-rata Rp 1.4 miliar perhari). Padahal, rakyat Papua sendiri hingga saat ini hanya berpenghasilan Rp 2 juta saja pertahun (=Rp 167 ribu perbulan). Pemerintah Indonesia pun hanya mendapatkan royalti dan pajak yang tak seberapa dari penghasilan PT Freeport yang luar biasa itu (Jatam.org).

Di Kaltim, batubara diproduksi sebanyak 52 juta meter kubik pertahun; emas 16.8 ton pertahun; perak 14 ton pertahun; gas alam 1.650 miliar meter kubik pertahun (2005); minyak bumi 79.7 juta barel pertahun, dengan sisa cadangan masih sekitar 1.3 miliar barel. Namun, dari sekitar 2.5 juta penduduk Kaltim, sekitar 313.040 orang (12.4 persen) tergolong miskin.

Di Aceh, cadangan gasnya mencapai 17.1 tiliun kaki kubik. Hingga tahun 2002, sudah 70 persen cadangan gas di wilayah ini dikuras oleh PT Arun LNG dengan operator PT ExxonMobile Oil yang sudah berdiri sejak 1978, Namun, Aceh menempati urutan ke-4 sebagai daerah termiskin di Indonesia. Jumlah penduduk miskinnya sekitar 28.5 persen.

Kita butuh kemandirian ekonomi

Sunguh ironi membaca sekilas fakta di atas, sesunggunya negeri ini adalah negeri yang kaya, namun mengapa sebagian besar masyarakatnya miskin ? Kira-kira menurut para pembaca langkah apakah yang harus kita lakukan agar kita bisa berdikari dalam ekonomi ?. Sesungguhnya banyak sekali orang-orang pintar di negeri ini, namun mengapa kita lebih pede untuk menyerahkan kepada orang-orang asing ? Sebenarnya tidak masalah kita bekerjasama dengan orang asing, namun jangan terlalu ketergantungan. Karena jika begitu kita tidak akan pernah bisa menjadi bangsa yang mandiri dan bangsa yang maju.

esunggunya saya menjadi teringat pesan dari Prof. BJ. Habibi mantan presiden kita. ”Kita adalah bangsa yang kaya, sesungguhnya kekayaan sumber daya alam tersebut harus kita manfaatkan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya manusia merupakan kekayaan yang dapat senantiasa kita perbaharui”. Sesunguhnya, jika saja kita bisa memanfaatkan kekayaan-kekayaan alam yang ada di Indonesia, kita akan bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.

Kita bisa menyediakan pendidikan yang berkualitas, kita bisa menyediakan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Mungkin kita perlu belajar kepada korea Selatan, mereka selalu bangga menggunakan produk otomotif buatan mereka sendiri, ponsel buatan mereka sendiri. Bahkan negara India pun sama, mobil para pejabat selalu menunakan mobil buatan mereka sendiri. Lihat saja dalam film-film India. Sesunguhnya bahan-bahan membuat mobil ada di Indonesia, bijih besi, baja, tembaga, dan lain-lain. Namun, kita masih belum diberikan kesempatan untuk berdikari di bidang ini. (BB Online)




0 comments:

detiknews

Viva News - BISNIS

Kirim SMS Gratis


Gabung Dengan Komunitas BB Online

Pimpinan Umum :
Drs. Ade Ratmadja
Email : (aderatmadja@bandungbaratonline.com)
Pimpinan Redaksi :
Agus Candra Suratmaja, S.P
Email : (aguscandra@bandungbaratonline.com)

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP